Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com
Jakarta: Indonesia kembali menjadi sorotan setelah prediksi resesi ekonomi yang mencuat. Ketakutan akan resesi ini muncul di tengah ingatan masyarakat tentang periode resesi yang dialami Indonesia pada 2020, setelah pandemi covid-19 menghantam perekonomian global.
Melansir laman Pluang, ekonom menganggap resesi ekonomi sebagai suatu kondisi dengan pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dalam dua kuartal berturut-turut. Resesi berbeda dengan krisis ekonomi yang sering digunakan secara bergantian dalam menggambarkan kondisi ekonomi.
Arti resesi ekonomi
Biro Riset Ekonomi Nasional atau National Bureau of Economic Research (NBER) mendefinisikan resesi sebagai penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh bidang ekonomi, serta berlangsung lebih dari beberapa bulan. Hal itu biasanya dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran.
Ahli juga menegaskan resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami PDB negatif, meningkatnya pengangguran, dan terjadi penurunan penjualan pada ritel. Sehingga, selama resesi, perusahaan berpotensi mengalami penurunan pendapatan dan banyak orang kehilangan pekerjaan.
Penyebab resesi ekonomi
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab resesi ekonomi. Tak hanya faktor domestik saja, faktor lain yang berasal dari luar negeri juga bisa menjadi penyebab resesi.
- Inflasi
- Deflasi berlebihan
- Guncangan ekonomi
- Suku bunga tinggi
- Perkembangan teknologi
- Impor lebih besar dari ekspor
(Ilustrasi. Foto: Dok istimewa)
Dampak resesi
Saat terjadi resesi, aktivitas masyarakat akan mengalami penurunan signifikan dan terus-menerus. Hal ini tentunya akan menimbulkan dampak besar bagi perusahaan, pemerintah, dan karyawan.
Berikut berbagai dampak yang terjadi akibat resesi ekonomi:
1. Dampak untuk perusahaan
Ketika suatu negara dilanda resesi ekonomi, daya beli masyarakat akan menurun. Hal ini tentunya menyebabkan pendapatan perusahaan penghasil barang atau jasa turut mengalami penurunan. Oleh karena itu, umumnya perusahaan juga akan menurunkan upah karyawan dan bahkan melakukan PHK.
2. Dampak untuk pemerintah
Saat masyarakat mengalami penurunan pendapatan, tentunya pajak penghasilan yang diterima oleh pemerintah menjadi lebih rendah. Hal ini juga dapat memicu anjloknya harga properti yang menyebabkan perolehan pajak dari jual beli properti menjadi rendah.
Selain itu, pengeluaran masyarakat yang cenderung berkurang. Apalagi, meskipun sedang terjadi resesi, pemerintah tetap dituntut menjamin kesejahteraan rakyatnya. Hal inilah yang menyebabkan pengeluaran pemerintah tetap meningkat, misalnya untuk tunjangan atau bantuan sosial, subsidi, dan sebagainya.
3. Dampak untuk karyawan
Saat mengalami penurunan pendapatan, perusahaan biasanya akan melakukan PHK yang membuat karyawan menjadi pengangguran dan kehilangan pendapatan utama. Di sisi lain, mereka tetap harus memenuhi kebutuhan hidup untuk dirinya sendiri atau keluarganya.
Selain memberikan dampak pada perekonomian, ranah sosial turut terkena imbas. Tingginya tingkat pengangguran dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya ketidakstabilan sosial yang memicu hal-hal negatif, seperti kejahatan, vandalisme, dan bahkan kerusuhan.