Alat berat dikerahkan untuk mencari jenazah dari korban banjir bandang. Foto: Anadolu
Muhammad Reyhansyah • 18 August 2025 10:57
Peshawar: Jumlah korban tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor yang dipicu hujan deras di Pakistan meningkat menjadi 351 orang, menurut laporan Geo News dan dikutip Anadolu, Senin, 18 Agustus 2025.
Provinsi Khyber Pakhtunkhwa mencatat jumlah korban terbanyak dengan 328 kematian, disusul Gilgit-Baltistan yang melaporkan 12 korban. Sementara Azad Jammu dan Kashmir, wilayah yang dikenal sebagai Kashmir administrasi Pakistan mengonfirmasi 11 korban jiwa.
Pejabat berwenang memperingatkan angka kematian dapat terus bertambah karena operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung di daerah paling parah terdampak, tempat banjir dan longsor merusak rumah, usaha, dan infrastruktur.
Pemerintah Provinsi Khyber Pakhtunkhwa menetapkan status darurat di seluruh daerah terdampak banjir. Otoritas Manajemen Bencana Provinsi juga mengumumkan sembilan distrik sebagai wilayah terdampak, termasuk Swat, Battagram, Bajaur, Buner, Dir Lower, Dir Upper, Mansehra, Torghar, dan Shangla.
Di Buner, dilaporkan 209 korban tewas, 134 orang hilang, dan 159 lainnya mengalami luka-luka. Tiga batalion militer bersama 300 relawan pertahanan sipil dikerahkan untuk mendukung operasi penyelamatan. Bantuan berupa makanan, tenda, dan selimut telah disalurkan kepada warga.
Ketua Menteri Khyber Pakhtunkhwa, Ali Amin Gadapur, meninjau lokasi banjir di Buner sebelum memimpin rapat koordinasi di kantor wakil komisaris. Pejabat melaporkan kepadanya bahwa lebih dari 3.500 warga telah berhasil dievakuasi.
Ia mengapresiasi kerja seluruh lembaga terkait dan menegaskan pemerintah tidak akan berhenti berupaya dalam pemulihan korban. “Pemerintah akan meninggalkan segala cara demi memastikan rehabilitasi masyarakat terdampak,” ujar Gadapur.
Sebagai bentuk belasungkawa, pemerintah provinsi juga menetapkan hari berkabung pada Sabtu untuk mengenang para korban.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pakistan memperingatkan potensi hujan monsun berikutnya yang diperkirakan berlangsung sejak Jumat hingga 10 September.
Hujan monsun yang biasanya terjadi antara Juni hingga September kerap memicu bencana di Asia Selatan, termasuk Pakistan. Namun, perubahan iklim dalam beberapa tahun terakhir meningkatkan ketidakpastian serta intensitas hujan, sehingga memperbesar risiko bencana.