Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Foto: Dok. Kementerian ESDM.
Anggi Tondi Martaon • 4 November 2025 21:14
Jakarta: Langkah Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia berencana menghentikan impor solar pada 2026 didukung. Sebab, dinilai sebagai babak baru kemandirian energi nasional.
“Kebijakan tersebut bukan hanya keputusan teknis, tetapi juga simbol perubahan paradigma ekonomi dari bangsa pembeli menjadi bangsa produsen,” kata Sekretaris Bidang Kebijakan Ekonomi DPP Partai Golkar, Abdul Rahman Farisi, melalui keterangan tertulis, Selasa, 4 November 2025.
Abdul Rahman mengatakan, kebijakan itu merupakan wujud nyata kepahlawanan baru dalam konteks ekonomi modern. Sebab, mengandalkan kemampuan produksi nasional daripada impor.
“Bila di masa kolonial perjuangan pahlawan adalah mempertahankan setiap jengkal tanah dari penjajah, maka kini perjuangan bangsa adalah merebut kembali setiap produk dari pasar impor melalui kemampuan produksi nasional,” ungkap Abdul Rahman.
Abdul Rahman menjelaskan kebijakan penghentian impor solar tidak muncul tiba-tiba, melainkan buah dari serangkaian capaian strategis di sektor energi. Ia menyoroti keberhasilan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang kini beroperasi dengan kapasitas hingga 360 ribu barel per hari yang dinilai memperkuat pasokan bahan bakar domestik.
| Baca juga: Demi Indonesia Bebas Impor Solar, B50 Bakal Diterapkan di Semester II-2026 |
