Sentana darah-dalem sepuh Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Pangeran Panji Wijoyo Adiningrat. MI
Media Indonesia • 6 November 2025 17:55
Solo: Sentana darah-dalem sepuh Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Pangeran Panji Wijoyo Adiningrat, meminta semua pihak menahan diri dalam proses suksesi kepemimpinan Keraton Kasunanan Surakarta. Permintaan ini berlaku minimal hingga 100 hari peringatan wafatnya Sinuhun Paku Buwono XIII.
"Jangan mengulang peristiwa seperti yang terjadi pada suksesi tahun 2004. Jadi saya sebagai sesepuh mengingatkan, jangan nggege mongso (terburu-buru), jaga dan hormati paugeran adat yang ada," kata Wijoyo, Kamis, 6 November 2025.
Wijoyo berdoa pergantian kepemimpinan berlangsung dalam suasana nyaman dan jauh dari perselisihan seperti tahun 2004. Ia mendorong proses alih kepemimpinan sesuai nilai-nilai paugeran adat, dilakukan pasca 100 hari wafatnya PB XIII.
Ia khawatir penyimpangan paugeran adat dalam proses regenerasi akan memicu perselisihan seperti tahun 2004. Saat itu, terjadi persaingan antara KGPH Hangabehi dan KGPH Tedjowulan dalam suksesi PB XIII.
"Saat itu karena banyak kerabat dan elemen masyarakat adat (Pakasa) mendukung KGPH Hangabehi, maka dialah yang sah jumeneng nata sebagai Sinuhun PB XIII hingga surutdalem pada 2 November kemarin," imbuhnya.
Wijoyo menegaskan peran Lembaga Dewan Adat (LDA) yang berisi 35 putradalem PB XII harus tegas menegakkan paugeran adat. LDA diketuai Gusti Kanjeng Ratu Wandansari (Gusti Murtiyah) yang diketahui dan disetujui pemerintah.
"Jadi menurut saya, karena membawa mandat seluruh putradalem PB XII dan seluruh trah darahdalem, harus berani menegakkan. Jangan biarkan dinasti Mataram Islam ini bubar, dan jalan sendiri-sendiri," pungkas Wijoyo.
Mengenai KGPH Tedjowulan yang bertindak sebagai caretaker, Wijoyo menekankan harus dilaksanakan sesuai paugeran yang ada, bukan untuk kepentingan kelompok.