Sosial budaya menjadi salah satu dari lima pilar kemitraan strategis Indonesia-Tiongkok. (Antara)
Willy Haryono • 25 October 2025 17:37
Beijing: Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun menegaskan bahwa sejumlah kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Tiongkok serta berbagai komitmen ekonomi yang dihasilkan menunjukkan semakin eratnya hubungan kedua negara.
“Kemitraan kita kini berevolusi dari kerangka empat pilar menjadi lima pilar komprehensif yang mencakup politik, ekonomi, maritim, sosial budaya, dan keamanan,” ujar Djauhari dalam resepsi diplomatik memperingati HUT ke-80 RI di Beijing, Tiongkok pada Jumat malam, 24 Oktober.
Dikutip dari Antara, Sabtu, 25 Oktober 2025, sekitar 800 tamu hadir dalam acara tersebut, termasuk para duta besar, diplomat, pejabat pemerintahan, pengusaha Indonesia dan Tiongkok, serta warga negara Indonesia dan mahasiswa. Hadir pula Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok Sun Weidong dan Wakil Menteri Departemen Internasional Partai Komunis Tiongkok Sun Haiyang.
Dubes Djauhari menyebut sejumlah pertemuan tingkat tinggi turut memperkuat komunikasi bilateral, antara lain kunjungan Presiden Prabowo ke Beijing pada 3 September, kunjungan Perdana Menteri Li Qiang ke Jakarta pada Mei, serta Dialog 2+2 Menteri Luar Negeri dan Pertahanan pertama pada April yang menghasilkan pembentukan Dialog Strategis Komprehensif.
Dalam bidang ekonomi, Tiongkok tercatat sebagai mitra dagang dan investor utama Indonesia. Pada 2024, volume perdagangan kedua negara mencapai 147,79 miliar dolar AS, sementara sepanjang Januari–Agustus 2025 sudah mencapai 104,82 miliar dolar AS.
Investasi Tiongkok pada 2024 senilai 8,1 miliar dolar AS dan Hong Kong 8,2 miliar dolar AS. Pada semester pertama 2025, investasi masing-masing tercatat 3,6 miliar dan 4,6 miliar dolar AS.
Kedua negara juga sepakat memperkuat kerja sama dalam penyelesaian transaksi menggunakan mata uang lokal.
Di sektor pariwisata, Tiongkok menjadi penyumbang wisatawan asing terbesar ke Indonesia dengan 1,2 juta kunjungan pada 2024 dan 905 ribu pada periode Januari–Agustus 2025. Djauhari menilai potensi tersebut akan terus meningkat seiring pembukaan rute penerbangan dan destinasi baru.
Acara resepsi HUT RI turut menampilkan beragam seni dan kuliner Nusantara, mulai dari tari tradisional dan musik daerah hingga hidangan khas seperti rendang, soto ayam, sate, bakso, gado-gado, nasi goreng, mi goreng, dan pisang goreng, serta kopi Indonesia.
Dubes Djauhari bahkan ikut bernyanyi membawakan lagu “Indonesia Pusaka," “Gemu Fa Mi Re," “Tabola Bale," dan “Poco-Poco” bersama trio Oras (Dharma dan Ibra Oratmangun) serta Daniel Pattinama.
Penampilan istimewa juga datang dari Central Conservatory of Music (CCOM) Beijing yang mempersembahkan musik kolaboratif Indonesia–Tiongkok di bawah arahan dosen gamelan Risnandar.
Baca juga: Diplomasi Budaya Indonesia Bersinar di Beijing Lewat Tenun dan Tari Tanimbar