Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra. Foto: EFE-EPA
Bangkok: Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, yang tengah berupaya menangkis seruan pengunduran dirinya, mengatakan pada Minggu, 22 Juni 2025, bahwa semua mitra koalisi telah berjanji mendukung pemerintahannya.
“Saya akan berusaha menjaga stabilitas politik untuk mengatasi ancaman keamanan nasional,” ujar Paetongtarn, seperti dikutip Channel News Asia, Senin 23 Juni 2025.
Paetongtarn sebelumnya mendapat kritik tajam atas penanganannya yang dianggap keliru terkait konflik perbatasan dengan Kamboja. Kritik tersebut meningkat setelah rekaman panggilan teleponnya dengan mantan pemimpin Kamboja, Hun Sen, bocor ke publik pada hari Rabu.
Setelah rekaman tersebut bocor, Hun Sen merilis versi lengkap audionya. Dalam rekaman itu, Paetongtarn tampak bersikap merendah kepada Hun Sen dan terkesan meremehkan seorang komandan militer senior Thailand—tindakan yang dianggap melewati batas oleh para pengkritiknya, serta beberapa mantan sekutunya.
Mitra koalisi utama, Partai Bhumjaithai, segera mundur dari aliansi setelah kebocoran tersebut menyebar. Langkah ini mengancam posisi Paetongtarn dan mayoritas parlemen yang dibentuk oleh partainya, Pheu Thai.
"Negara ini harus maju. Thailand harus bersatu dan mendorong kebijakan untuk memecahkan masalah bagi rakyat," tulis Paetongtarn di X setelah pertemuan dengan mitra koalisi, termasuk partai United Thai Nation (UTN).
Sebelum unggahan tersebut, UTN tampaknya akan menuntut pengunduran dirinya sebagai imbalan atas dukungannya terhadap koalisi yang berkuasa.
Para aktivis yang di antaranya merupakan kelompok yang memiliki sejarah demonstrasi terhadap pemerintahan Shinawatra, telah menjadwalkan aksi protes pengunduran diri Paetongtarn di Bangkok pada 28 Juni mendatang.
(Nada Nisrina)