Dirjen Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika. Foto: dok Biro Humas Kemenperin.
Husen Miftahudin • 21 June 2025 17:05
Jakarta: Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika mengakui industri furnitur Indonesia tengah menghadapi berbagai tantangan, seperti hambatan logistik akibat geopolitik, regulasi lingkungan seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR), hambatan non-tarif di negara tujuan ekspor, masuknya furnitur impor logam dan plastik, serta isu keamanan investasi.
Padahal, pasar global furnitur sangat potensial, yang perlu dimanfaatkan oleh para pelaku industri dalam negeri. Berdasarkan data Expert Market Research, nilai pasar furnitur dunia pada 2024 mencapai USD660 miliar dan diperkirakan tumbuh 4,9 persen per tahun hingga 2034.
"Kondisi ini merupakan peluang besar bagi industri furnitur Indonesia untuk meningkatkan ekspor dan pangsa pasar global," ungkap Putu dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 21 Juni 2025.
Terkait hambatan dan tren pasar furnitur yang mengarah pada produk ramah lingkungan, desain modular dan cerdas (smart features), serta sistem pemasaran berbasis teknologi seperti Augmented Reality (AR) dan 3D printing, bisa menjadi solusinya. "Oleh karena itu, Kemenperin terus mendorong transformasi teknologi di sektor ini," imbuh Putu.
Baca juga: Industri Furnitur Global Tertekan Tarif Trump |