Fasilitas reaktor nuklir milik Iran sebelum diserang Amerika Serikat. Foto: Maxar Technology
Washington: Penilaian awal intelijen Amerika Serikat (AS) telah menetapkan bahwa serangan negaranya terhadap fasilitas nuklir Iran hanya akan menghambat program Teheran dalam beberapa bulan.
Laporan awal disiapkan oleh Badan Intelijen Pertahanan, Badan Intelijen Utama Pentagon, dan salah satu dari 18 badan intelijen AS, kata dua sumber yang meminta anonimitas mereka.
“Penilaian tersebut mengatakan bahwa program Iran diperkirakan dimulai kembali paling cepat dalam satu hingga dua bulan,” ujar laporan yang dimaksud, seperti dikutip AFP, Rabu 25 Juni 2025.
Penilaian rahasia ini bertentangan dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump dan pejabat tinggi AS, termasuk Menteri Pertahanan Pete Hegseth. Pemerintahan Trump pada Selasa mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa serangannya telah melemahkan program nuklir Iran.
"Semua orang tahu apa yang terjadi ketika Anda menjatuhkan empat belas bom seberat 30.000 pon dengan sempurna ke sasarannya: penghancuran total," kata Juru Bicara Karoline Leavitt kepada
CNN.
Sementar seorang pejabat AS yang telah membaca penilaian tersebut mencatat bahwa isi penilaian hanya berupa peringatan.
Kerusakan di fasilitas nuklir Fordow, Isfahan, dan Natanz diperkirakan akan menjadi tugas yang sulit, Seorang pejabat AS mengatakan bahwa negaranya belum mengetahui tingkat kerusakan Iran yang sebenarnya. Namun, penilaian awal mengindikasikan serangan itu mungkin tidak sesukses yang diklaim Trump.
Beberapa sumber mengatakan bahwa laporan itu menunjukkan serangan AS telah merobohkan pintu masuk fasilitas nuklir Iran dan menghancurkan infrastrukturnya. Namun, salah satu sumber menambahkan bahwa serangan tersebut tidak meruntuhkan bangunan bawah tanah.
Washington Post, mengutip seseorang yang mengetahui laporan tersebut, mengatakan bahwa beberapa sentrifus untuk memperkaya uranium masih utuh. Pentagon sendiri membantah anggapan bahwa kerusakannya tidak signifikan. Penilaian militer dapat berubah seiring dengan banyaknya informasi yang terungkap.
Sementara itu, Demokrat sebelumnya menyebut klaim Trump terkait serangan itu telah menghilangkan atau menghambat program nuklir Iran belum didukung bukti kuat.
"Tidak ada bukti yang saya lihat bahwa program nuklir itu benar-benar hancur," kata Pemimpin Demokrat DPR Hakeem Jeffries pada hari Senin.
(Nada Nisrina)