Menlu Iran: Penerimaan Sepihak Israel atas Gencatan Senjata adalah Bukti Kekalahan

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi. Foto: Anadolu

Menlu Iran: Penerimaan Sepihak Israel atas Gencatan Senjata adalah Bukti Kekalahan

Fajar Nugraha • 26 June 2025 15:05

Teheran: Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa penerimaan sepihak Israel terhadap kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan Amerika Serikat merupakan bukti kekalahan rezim Zionis dalam menghadapi kekuatan Iran. Hal itu disampaikan dalam wawancara eksklusif dengan kantor berita Tasnim pada Rabu 25 Juni 2025, sehari setelah kesepakatan gencatan senjata diumumkan.

Menurut Araghchi, langkah Washington yang turun tangan langsung dalam konflik 12 hari tersebut mencerminkan ketidakmampuan Israel untuk melanjutkan agresi militernya terhadap Iran.

“Ketika mereka melihat respons kami dengan generasi ketiga rudal Kheybar Shekan jauh lebih kuat dan terarah dibanding perkiraan mereka, mereka memilih mundur dan menyodorkan gencatan senjata lewat mediator,” ujar Araghchi, seperti dikutip Press TV, Kamis 26 Juni 2025.

Araghchi menegaskan bahwa keputusan Iran untuk menyetujui gencatan senjata bukan karena tekanan eksternal, tetapi sebagai bentuk keunggulan nilai dan moral. 

“Keputusan ini berakar pada pendekatan baru kebijakan luar negeri Iran yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan regional,” tegas Araghchi.

Menlu Iran juga menyampaikan peringatan bahwa jika gencatan senjata dilanggar oleh Israel atau AS, maka Teheran akan memberikan respons militer yang lebih kuat dan tegas dari sebelumnya.

“Kami menunjukkan ketahanan luar biasa. Lawan membayangkan Iran akan roboh dalam beberapa hari pertama. Justru sebaliknya, kekuatan kami meningkat dari hari ke hari, akurasi rudal kami membaik, dan kehendak bangsa menjadi lebih kokoh,” jelas Araghchi.

Solidaritas Nasional

Dalam pernyataannya, Araghchi juga menyoroti kekompakan antara rakyat dan pemerintah selama masa konflik. Ia menyebut tingkat solidaritas nasional yang sangat tinggi menjadi modal penting dalam mempertahankan kedaulatan dan kepentingan nasional.

“Bangsa Iran menyaksikan dengan mata kepala sendiri ketulusan pemerintah yang masuk ke meja perundingan dengan niat baik. Ketika pihak lawan melanggar, pemerintah tidak menyerah dan tetap teguh di medan tempur,” ujarnya.

Terkait dampak serangan terhadap program nuklir Iran, Araghchi menegaskan bahwa justru semangat untuk mempertahankan dan mengembangkan teknologi nuklir akan semakin menguat. 

"Kami telah membayar mahal untuk teknologi ini dengan nyawa para ilmuwan dan derita akibat sanksi. Tidak ada yang akan menyerahkan pencapaian ini,” tegas Araghchi.

Araghchi menegaskan bahwa program nuklir Iran selama ini dijalankan secara transparan di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Agresi Israel dimulai pada 13 Juni dengan menghantam sejumlah situs militer dan nuklir di Iran, menewaskan puluhan perwira tinggi dan ilmuwan, serta warga sipil. Dalam 12 hari berikutnya, Iran membalas dengan serangan rudal presisi dan drone yang menghancurkan infrastruktur militer dan industri di wilayah pendudukan.

Pada akhirnya, gempuran beruntun dari militer Iran membuat Israel tak punya pilihan selain menerima kesepakatan gencatan senjata yang diinisiasi Amerika Serikat secara sepihak.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)