Dorong Babak Baru Hubungan Bilateral, Trump Cabut Sanksi terhadap Suriah

Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)

Dorong Babak Baru Hubungan Bilateral, Trump Cabut Sanksi terhadap Suriah

Willy Haryono • 14 May 2025 09:57

Riyadh: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana pencabutan sanksi terhadap Suriah, menyebut langkah tersebut sebagai "kesempatan bagi Suriah untuk meraih kejayaan" setelah kejatuhan rezim Bashar al-Assad pada Desember tahun lalu.

Pernyataan ini disampaikan dalam forum investasi Saudi-AS di Riyadh, dan disebut-sebut sebagai kemenangan besar bagi pemerintahan transisi Suriah di bawah Presiden Ahmed al-Sharaa.

Di waktu bersamaan, ini merupakan pukulan diplomatik bagi Israel yang selama ini mengkhawatirkan bangkitnya kembali kekuatan Suriah pascaperang sipil.

Melansir dari CNN, Rabu, 14 Mei 2025, Trump mengakui bahwa keputusan tersebut diambil setelah berkonsultasi dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Ia mengatakan, Washington mulai mengambil langkah awal untuk memulihkan hubungan dengan Damaskus, yang terputus sejak lebih dari satu dekade lalu.

“Negara itu telah melalui banyak tragedi dan kehancuran. Sekarang saatnya bagi rakyat Suriah untuk menunjukkan potensi mereka,” ujar Trump, sambil menyebut bahwa sanksi yang pernah diberlakukan bersifat brutal namun diperlukan pada masanya.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dijadwalkan bertemu Menlu Suriah Asaad Al-Shaibani di Turki akhir pekan ini, sebagai bagian dari proses diplomatik lanjutan.

Pengumuman ini disambut meriah para pendukung pemerintah baru Suriah. Video dari Homs dan Latakia menunjukkan keramaian warga yang berpesta di jalan, mengibarkan bendera Suriah dan Arab Saudi, disertai teriakan “Hidup Salman!”

Menteri Perdagangan Suriah, Mohammad Nidal al-Shaar, bahkan menitikkan air mata dalam siaran langsung bersama Al Arabiya. Ia menyebut bahwa Suriah kini “memasuki era kebangkitan ekonomi” dan menanti dimulainya kembali arus investasi, terutama setelah Suriah diizinkan kembali terhubung ke sistem perbankan internasional SWIFT.

“Saat dana mulai mengalir, roda ekonomi akan berputar lagi,” ucapnya.

Tanggapan Internasional

PBB menyambut baik pencabutan sanksi, menilai langkah itu penting untuk memulihkan layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan.

Namun reaksi beragam terlihat di Capitol Hill. Senator Republik Lindsey Graham menyatakan kehati-hatian, menekankan bahwa alih kekuasaan di Suriah terjadi melalui kekuatan militer, bukan pemilu.

“Saya cenderung mendukung pencabutan sanksi, namun harus ada syarat yang jelas,” tuturnya.

Sejumlah analis regional menilai pengumuman Trump bukan hanya kemenangan politik bagi al-Sharaa, tetapi juga bagi Arab Saudi yang selama ini mendukung transisi kekuasaan di Damaskus.

Ahmed al-Sharaa, mantan pemimpin kelompok Jabhat al-Nusra, mengambil alih kekuasaan setelah Assad melarikan diri ke Rusia. Meski memiliki sejarah kelam dalam jaringan ekstremis, ia memutus hubungan dengan al-Qaeda pada 2016 dan kini tampil sebagai tokoh pemersatu dalam pemerintahan transisi yang mengincar pengakuan internasional.

Hingga saat ini, AS belum secara resmi mengakui pemerintahan al-Sharaa, namun sumber-sumber di Gedung Putih menyatakan bahwa keterlibatan diplomatik tingkat rendah telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Presiden Suriah Akan Bertemu Trump di Riyadh, Bahas Pencabutan Sanksi AS

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)