Ilustrasi makan bergizi gratis. Foto: Metrotvnews.com/Siti Yona.
Husen Miftahudin • 13 December 2025 10:31
Jakarta: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah digulirkan terbukti memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pergerakan ekonomi di tingkat desa dan membuka peluang pasar baru yang masif, khususnya bagi UMKM serta sektor peternakan dan pertanian.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Peternakan Cecep Muhammad Wahyudin menegaskan dampak program ini luar biasa terhadap masyarakat, terutama bagi dunia usaha di tingkat lokal.
"Dari sebaran SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) di seluruh Indonesia yang hingga ke tingkat pedesaan, MBG itu menggerakkan ekonomi desa dengan luar biasa," ujar Cecep dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 13 Desember 2025.
Menurut Cecep, program MBG menciptakan captive market atau pasar eksklusif yang pasti bagi produsen lokal. Berdasarkan simulasi perhitungan, Cecep menyebutkan satu SPPG yang melayani rata-rata 4.000 orang per hari, dengan estimasi belanja per porsi Rp9.000, memiliki perputaran uang belanja harian baku sekitar Rp36 juta per hari.
"Ini captive market untuk masyarakat. Tentunya kita tidak bisa memenuhi semua ini dari kota. Tentu kita beli melalui pemasok di sekitar SPPG," jelas dia.
Sektor pertanian paling merasakan dampak positifnya
Sektor yang paling merasakan dampak positifnya adalah
pertanian, dengan pertumbuhan yang cukup signifikan. Sementara untuk peternakan, Kadin Indonesia tengah mengambil langkah strategis.
"Hari ini yang paling dibutuhkan adalah telur dan ayam, diharapkan peternak rakyat atau peternak mandiri kembali bangkit," kata Cecep.
Kadin Indonesia bersama Kementerian Pertanian dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, tengah bekerja sama mengembangkan Koperasi Desa Merah Putih untuk masuk ke industri peternakan, khususnya ayam petelur dan pedaging.
"Ini mungkin kesempatan yang bisa diambil tidak hanya oleh Kopdes Merah Putih tapi juga oleh UMKM, atau mungkin generasi muda yang tertarik di industri ini," tambah Cecep.
Selain itu, dampak sosial program ini juga sangat terasa. Cecep menyoroti peluang kerja yang tercipta bagi masyarakat kecil. Untuk menjadi relawan di SPPG, bisa diterima bekerja tanpa harus dibebani latar belakang pendidikan. Biasanya relawan ini direkrut dari warga sekitar SPPG beroperasi mulai dari ibu-ibu hingga anak muda.
(Ilustrasi dapur MBG/SPPG. Foto: Metrotvnews.com/Hendrik Simorangkir)
Menggandeng petani lokal
Salah satu SPPG yang berlokasi di Desa Cibuntu, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat juga telah menjalin kerja sama erat dengan petani, pedagang pasar, dan karang taruna setempat untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang kuat.
Mitra SPPG Cibuntu Tino Rirantino menjelaskan, keberadaan SPPG bertujuan agar manfaatnya dirasakan oleh seluruh ekosistem di desa, bertindak sebagai pasar baru bagi petani. "Sampai sekarang 85 persen pemenuhan kebutuhan pangan itu dari sekitar wilayah SPPG," ungkap dia.
Inisiatif ini bahkan mendorong perubahan pola tanam di daerah tersebut. Khusus untuk buah-buahan, yang sebelumnya masih didatangkan dari luar wilayah Taraju, kini petani lokal sudah mulai bekerja sama untuk menanam buah-buahan agar hasilnya dapat diserap langsung oleh SPPG di masa mendatang.
"SPPG ini jembatan yang sangat strategis sekali bagi mereka dan kita fasilitasi, dan alhamdulillah, sampai hari ini SPPG Cibuntu dapat memberikan kontribusi positif," terang Tino.