Isu Pertemuan Prabowo-Megawati, Pengamat Ingatkan Plus Minus Parlemen Tanpa Oposisi

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Foto: MI/Ramdani.

Isu Pertemuan Prabowo-Megawati, Pengamat Ingatkan Plus Minus Parlemen Tanpa Oposisi

Candra Yuri Nuralam • 28 September 2024 10:49

Jakarta: Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dikabarkan akan bertemu dengan Ketum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Isu itu santer diartikan rencana penguatan pemerintahan Prabowo-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran).

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menilai, wajar isu pertemuan itu diartikan sebagai rencana Gerindra mengajak PDI Perjuangan masuk koalisi. Namun, ada plus minus jika partai besutan Megawati itu bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, salah satunya yakni hilangnya fungsi oposisi.

“Tidak akan ada penyeimbang, tidak akan ada partai oposisi, gitu, dan Prabowo-Gibran, karena semuanya, delapan partai yang memiliki kursi di parlemen ya ada di koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran,” kata Ujang kepada Medcom.id, Sabtu, 28 September 2024.

Ujang mengatakan pemerintahan Prabowo-Gibran juga didukung oleh partai-partai kecil di luar parlemen. Fungsi kontrol dan kritik nantinya bakal diisi oleh masyarakat.

“Ya mungkin nanti penyeimbangnya, pengkritiknya gitu ya, kontrolnya pengawasnya dari publik, dari mahasiswa, kelihatannya seperti itu. Ketika parlemennya tidak ada oposisi ya kelihatannya yang bisa oposisi ya rakyat, para mahasiswa,” ujar Ujang.
 

Baca juga: 

Megawati Tersenyum Soal Wacana Bertemu Prabowo


Sisi positif jika PDI Perjuangan gabung koalisi Prabowo-Gibran yaitu mudahnya mendapatkan izin untuk merealisasikan janji politik. Sebab, kata Ujang, semua kemauan Kepala Negara bisa dipenuhi.

“Plusnya, pemerintahan semakin kuat, Prabowo-Gibran bisa merealisasikan janji-janjinya untuk kepentingan publik, ya minusnya tidak ada pengontrol, tidak ada pengawas di parlemen,” ucap Ujang.

Lebih lanjut, Ujang menyebut PDIP akan meminta syarat besar jika benar mau bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Itu, kata dia, dikarenakan partai itu memiliki suara besar di parlemen.

“Bukan soal nyaman atau tidak nyaman, karena kalau masuk ke KIM juga bargaining PDIP tinggi karena menjadi pemenang partai pemilu legislatif. Jadi, ya kalau masuk pun ya sebenarnya gagah, tetap berpengaruh gitu,” tutur Ujang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)