Ilustrasi terorisme/Medcom.id
Media Indonesia • 31 October 2023 22:51
Jakarta: Pengamat terorisme Noor Huda Ismail meminta pemerintah serius menanggapi adanya jaringan teroris yang ingin menggagalkan pemilihan umum (pemilu). Sebab, hal itu sangat berbahaya bagi pesta demokrasi yang akan segera dilaksanakan di 2024 nanti.
"Ya harus serius karena JAD (Jamaah Ansharut Daulah) ini terkait dengan gerakan terorisme global," ujarnya kepada Media Indonesia, Selasa, 31 Oktober 2023.
Menurutnya, pemerintah harus meningkatkan kinerja intelijen. Khususnya, terkait jaringan teroris yang aktif di ranah siber atau online.
"Peningkatan kerja intelijen terutama mengarah kepada kelompok-kelompok JAD yang juga bermain di ranah online," kata dia.
Di sisi lain, pemerintah harus meningkatkan literasi digital kepada masyarakat. Sehingga masyarakat tidak terjebak dengan berbagai informasi yang tidak benar.
"Perlu digital literacy yang kuat kepada khalayak umum," kata Noor.
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 40 tersangka terorisme anggota JAD. Para tersangka teroris itu diduga hendak menggagalkan pelaksanaan Pemilu 2024.
Juru bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan para tersangka teroris itu ditangkap di sejumlah wilayah. Mereka ditangkap pada tanggal 27 dan 28 Oktober 2023.
Faustinus Nua