Perdagangan bebas. Foto: Unsplash.
Beijing: Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang memperingatkan konsekuensi negatif bagi dunia jika perdagangan bebas semakin terbatas. Dia juga membalas kritik kebijakan industri negaranya telah menyebabkan kelebihan kapasitas.
"Tindakan regresif dalam memisahkan diri hanya akan “menyeret dunia ke dalam spiral destruktif di mana persaingan sengit untuk mendapatkan bagian yang lebih besar akan berakhir dengan hasil yang semakin berkurang," kata Li pada pertemuan Forum Ekonomi Dunia, dilansir
Channel News Asia, Selasa, 25 Juni 2024.
Li juga membela negaranya terhadap klaim Tiongkok membuang barang-barang murah ke perekonomian dunia, sambil menggembar-gemborkan kehebatan negaranya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dalam membangun panggung luas bagi perusahaan untuk mengejar inovasi.
"Eksplorasi tidak boleh dilihat sebagai permainan zero-sum,” tambahnya.
Kanada batasi impor kendaraan listrik
Pernyataan tersebut muncul ketika Kanada mengambil tindakan untuk membatasi impor kendaraan listrik (EV) buatan Tiongkok, dan menyelaraskan diri dengan pemerintahan Biden dalam hal perdagangan.
Gedung Putih bulan lalu mengumumkan rencana untuk menaikkan tarif AS hampir empat kali lipat pada kendaraan listrik produksi Tiongkok, hingga tarif akhir sebesar 102,5 persen, sementara Uni Eropa juga berencana untuk menaikkan tarif, dengan menaikkan tarif tersebut hingga 48 persen pada beberapa kendaraan.
Li juga menyuarakan optimisme terhadap perekonomian Tiongkok meskipun terjadi kemerosotan properti yang berkepanjangan, lemahnya kepercayaan konsumen, dan meningkatnya utang pemerintah daerah.
"Kami yakin dan mampu mencapai target pertumbuhan sekitar 5 persen untuk tahun ini,” ujar dia.
Pertemuan Forum Ekonomi Dunia yang berlangsung selama tiga hari ini telah menarik perhatian para eksekutif bisnis global dan pemimpin dunia termasuk Presiden Polandia Andrzej Duda dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, yang juga berbicara di forum tersebut.
Hal ini terjadi sebelum pertemuan besar Partai Komunis yang berkuasa pada Juli yang mungkin mengungkap reformasi untuk mendorong perekonomian yang lesu.