Ilustrasi. Foto: Dokumen Kementerian Keuangan
Annisa Ayu Artanti • 3 January 2024 19:03
Jakarta: Ekonomi Indonesia tetap tangguh meski 2023 menjadi tahun yang tidak mudah bagi perekonomian global.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, meskipun pandemi telah berakhir, peningkatan tensi geopolitik dan pengetatan likuiditas global membayangi aktivitas ekonomi global sepanjang 2023.
Perang Rusia-Ukraina yang masih berlangsung, konflik Hamas-Israel, dan meningkatnya fragmentasi global menambah disrupsi sisi supply yang telah terjadi sejak pandemi covid-19.
Sementara itu, El Nino yang berkepanjangan telah menyebabkan naiknya harga komoditas pangan global.
Meskipun inflasi mulai melandai di 2023, suku bunga acuan di berbagai negara bertahan di level tinggi hingga akhir tahun (high for longer). Pasar keuangan global, khususnya di negara berkembang, mengalami banyak guncangan sepanjang 2023.
Aliran modal keluar meningkat sehingga menimbulkan tekanan pada nilai tukar lokal. Hal ini telah menimbulkan tekanan berat di sisi fiskal dengan meningkatnya beban utang pemerintah di banyak negara.
Namun di tengah ketidakpastian dan pelemahan ekonomi global, Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, perekonomian Indonesia cukup resilien.
Indonesia berhasil navigasi perekonomian
Pertumbuhan ekonomi sampai dengan kuartal ketiga 2023 tercatat 5,05 persen (
year to date/ytd), terutama ditopang oleh permintaan domestik yang masih kuat dan inflasi yang terkendali serta didukung kebijakan fiskal Pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat.
"Di tengah tantangan global yang masih tinggi, kita bersyukur Indonesia berhasil menavigasi perekonomian dengan cukup baik. Tidak banyak negara-negara di dunia yang mampu tumbuh di atas lima persen, dan Indonesia menjadi salah satu negara yang mampu tumbuh kuat," kata Febrio dalam keterangan tertulis, Rabu, 3 Januari 2024.
Aktivitas investasi juga dalam tren menguat, didukung oleh progres penyelesaian proyek-proyek strategis nasional (PSN).
Sedangkan dari sisi produksi, sektor-sektor utama tumbuh positif, terutama manufaktur yang tumbuh 5,2 persen pada triwulan III, didukung kuatnya permintaan domestik.
Masih kuatnya permintaan domestik juga mendorong kinerja sektor-sektor pendukung pariwisata, seperti transportasi dan akomodasi makan minum yang tumbuh
double digit.
"Hingga akhir 2023, pemerintah optimis perekonomian Indonesia akan berada di atas lima persen. Tentunya ini menjadi capaian yang perlu diapresiasi dan dipertahankan, namun tidak mengurangi kewaspadaan kita untuk tahun 2024 yang masih akan penuh tantangan,” ujar Febrio.
Laju inflasi terkendali
Laju inflasi terkendali pada rentang target Pemerintah. Inflasi 2023 tercatat sebesar 2,61 persen (
year on year/yoy), turun signifikan dibanding 2022 sebesar 5,51 persen (yoy). Angka tersebut merupakan inflasi terendah dalam 20 tahun terakhir, di luar periode pandemi 2020 dan 2021.
Disamping itu, menurutnya, ketahanan eksternal Indonesia masih tetap kuat di tengah pelemahan ekonomi global, terlihat dari neraca perdagangan Indonesia yang konsisten mencatatkan surplus selama 43 bulan berturut turut.
Secara kumulatif Januari-November 2023, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus USD33,63 miliar. Surplus neraca perdagangan juga menopang kinerja neraca transaksi berjalan (
current account).
Secara kumulatif sampai dengan kuartal ketiga, kinerja neraca transaksi berjalan mencatatkan defisit yang sangat rendah, sebesar USD0,11 miliar atau -0,01 persen PDB, di bawah ambang batas aman -3,0 persen PDB.
Secara keseluruhan, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di tahun 2023 juga cukup baik. Sampai dengan kuartal ketiga 2023, tercatat defisit NPI sebesar USD2,32 miliar, dan diperkirakan terus membaik sejalan dengan mulai meningkatnya capital inflow pada kuartal IV-2023.
Di 2024, pemerintah optimistis kinerja akan terus berlanjut seiring dengan proyeksi ekonomi nasional yang terus menguat dan defisit transaksi berjalan yang tetap terjaga.