Tren Bullish Emas Menguat, Diproyeksi Capai Level USD2.750

Ilustrasi. Foto: Unplash

Tren Bullish Emas Menguat, Diproyeksi Capai Level USD2.750

Annisa ayu artanti • 26 October 2024 10:53

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) terus menunjukkan tanda-tanda positif selama minggu ini dengan dominasi tren bullish

Menurut analisis dari Dupoin, Andy Nugraha, kombinasi indikator Moving Average yang terbentuk menunjukkan bahwa tren kenaikan ini semakin kuat. 

Dalam proyeksinya, harga emas diperkirakan akan naik hingga mencapai level USD2750 sampai akhir minggu ini, meskipun ada risiko koreksi jika terjadi pembalikan arah atau reversal. 
"Apabila harga gagal untuk menembus kenaikan tersebut, potensi penurunannya dapat mencapai level 2675," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu, 26 Oktober 2024.

Andy menjelaskan, ada beberapa faktor yang mendukung kenaikan harga emas minggu ini. Salah satunya adalah aksi jual di pasar obligasi AS yang disebabkan oleh kekhawatiran terkait pengeluaran defisit pemerintah setelah pemilihan presiden mendatang. 
Kenaikan imbal hasil obligasi AS ke level tertinggi dalam tiga bulan terakhir juga memberikan tekanan bagi dolar AS, yang pada gilirannya mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti emas.

Panggung politik AS

Selain itu, ketidakpastian di panggung politik AS turut memengaruhi pergerakan harga emas. Jajak pendapat terbaru menunjukkan persaingan yang ketat antara Wakil Presiden Kamala Harris dan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump. 

Situasi ini meningkatkan kekhawatiran pasar, mengingat perubahan kebijakan yang mungkin terjadi setelah pemilihan. Risiko ini membuat emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang ingin melindungi asetnya dari ketidakpastian ekonomi.

Pergerakan harga emas minggu ini juga dipengaruhi oleh spekulasi mengenai kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed). 

Meskipun pada pertemuan sebelumnya The Fed memberikan sinyal penurunan suku bunga yang agresif, data ekonomi AS yang masuk belakangan ini menunjukkan bahwa perekonomian masih cukup kuat. 
 
Baca juga: 

Harga Emas Pulih ke USD2.740, Risiko Geopolitik Picu Arus Safe Haven



Ilustrasi emas. Foto: Freepik

Hal ini membuat para pedagang tidak lagi mengharapkan penurunan suku bunga besar-besaran pada pertemuan kebijakan moneter bulan November. 

Kondisi tersebut memberikan tekanan pada emas, mengingat hubungan terbalik antara suku bunga dan harga logam mulia ini.

Meskipun begitu, ketidakpastian mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed tetap menjadi salah satu faktor yang mendukung pergerakan harga emas. 

Dalam jangka pendek, investor akan mencermati data ekonomi yang dirilis pada akhir minggu ini, termasuk Pesanan Barang Tahan Lama dan revisi Indeks Sentimen Konsumen Michigan, yang dapat memberikan indikasi mengenai kondisi perekonomian AS dan kebijakan moneter selanjutnya.

Konflik Timur Tengah belum reda

Selain faktor ekonomi, ketegangan geopolitik juga memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas minggu ini. Krisis yang berlangsung di Timur Tengah, terutama serangan militer Israel terhadap Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon dan peningkatan pengepungan di bagian utara Gaza, menambah risiko eskalasi ketegangan. 

"Ketidakpastian ini telah mendorong investor untuk mencari perlindungan di aset-aset aman seperti emas," sebut dia.

Risiko eskalasi lebih lanjut di kawasan tersebut dapat memicu permintaan yang lebih tinggi untuk emas sebagai aset safe haven, memperkuat proyeksi bullish terhadap XAUUSD. 

"Ketegangan geopolitik, jika terus berlanjut, dapat menjadi katalis utama untuk mendorong harga emas menuju level USD2.750," kata dia. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)