Ilustrasi emas. Foto: Unplash
Annisa Ayu Artanti • 25 October 2024 14:25
Jakarta:
Harga emas (XAU/USD) berhasil pulih ke level USD2.740-an pada Kamis, 24 Oktober 2024 setelah mengalami aksi jual sebesar 1,2 persen pada hari sebelumnya.
Penurunan tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh aksi ambil untung setelah logam mulia ini mencapai level tertinggi baru-baru ini.
Namun, ketegangan geopolitik yang terus memanas di Timur Tengah dan ketidakpastian global lainnya memicu arus
safe haven, sehingga membantu harga emas kembali menguat.
Menurut analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, meskipun harga emas berhasil pulih, ada tanda-tanda tren
bullish mulai melemah.
"Berdasarkan indikator teknikal, khususnya Moving Average yang terbentuk saat ini, momentum kenaikan mulai kehilangan kekuatannya," ucap dia dalam analisis harian, Jumat, 25 Oktober 2024.
.jpg)
Ilustrasi. Foto: Bappebti
Nugraha memproyeksikan harga emas berpotensi naik lebih lanjut hingga mencapai level USD2.757, yang merupakan target harga tertinggi saat ini.
Namun, jika harga gagal mempertahankan momentum dan terjadi pembalikan arah (reversal), emas dapat terkoreksi menuju USD2.713 sebagai target terdekat.
"Pulihnya harga emas terutama didukung oleh peningkatan risiko geopolitik," kata dia.
Berita bahwa Korea Utara telah mengirim pasukan ke Rusia untuk berpartisipasi dalam konflik dengan Ukraina memperburuk ketidakpastian global, sementara ketegangan terus memuncak di Timur Tengah tanpa adanya tanda-tanda resolusi cepat.
Selain itu, ketidakpastian terkait pemilihan umum mendatang di Amerika Serikat turut memberikan dorongan bagi arus
safe haven ke dalam emas.
Kenaikan harga emas juga dipengaruhi oleh keputusan Bank of Canada (BoC) yang secara tak terduga memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) pada Rabu.
Bank Sentral Eropa akan mengikuti jejak Kanada
Langkah ini meningkatkan spekulasi Bank Sentral Eropa (ECB) mungkin akan mengikuti jejak yang sama pada Desember, terutama setelah data ekonomi di kawasan tersebut menunjukkan pelemahan.
Penurunan suku bunga yang cepat di berbagai negara akan membuat emas lebih menarik sebagai aset investasi karena tidak adanya hasil bunga.
Di Amerika Serikat, ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga mengalami perubahan signifikan setelah rilis data tenaga kerja yang kuat.
Data itu menurunkan peluang Federal Reserve AS (The Fed) untuk memangkas suku bunga secara agresif, meskipun ada spekulasi pelonggaran kebijakan moneter akan tetap menjadi opsi di masa mendatang.
Secara keseluruhan, prospek harga Emas untuk hari ini masih didominasi oleh faktor geopolitik dan kebijakan moneter global.
"Dengan proyeksi target harga di sekitar USD2.757, potensi kenaikan masih terbuka, terutama jika ketegangan di Timur Tengah dan risiko geopolitik lainnya terus meningkat," ucap dia.