Ilustrasi emas. Foto: MI/Usman Iskandar.
Husen Miftahudin • 24 October 2024 10:51
Jakarta: Harga emas (XAU/USD) mengalami penurunan sementara setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di atas level psikologis USD2.750 pada perdagangan Rabu (23/10).
Setelah kenaikan signifikan yang didorong oleh lonjakan permintaan aset safe haven di tengah ketegangan yang terus berlangsung di Timur Tengah, para pedagang memutuskan untuk melakukan aksi profit taking.
"Akibatnya, emas terkoreksi dari level puncaknya dan bergerak lebih rendah seiring dengan penutupan posisi beli oleh beberapa investor," ungkap analis dari Dupoin Indonesia Andy Nugraha, dikutip dari riset hariannya, Kamis, 24 Oktober 2024.
Nugraha menjelaskan secara teknikal, tren bullish yang terjadi pada emas mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Berdasarkan kombinasi indikator Moving Average yang ada, momentum kenaikan harga mulai kehilangan tenaga, menandakan potensi koreksi dalam jangka pendek.
Untuk proyeksi hari ini, Nugraha menyebutkan emas berpeluang kembali menguat menuju USD2.757 sebagai target kenaikan terdekat. Namun, jika harga gagal mempertahankan momentum naik dan terjadi pembalikan arah (reversal), emas bisa mengalami penurunan hingga mencapai area USD2.713.
Menurutnya, permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven terus menjadi pendorong utama kenaikan harga, terutama di tengah ketidakpastian geopolitik akibat konflik berkepanjangan di Timur Tengah.
Perang yang melibatkan tentara Israel, Hamas, dan Hizbullah di wilayah Gaza dan Lebanon berlanjut meskipun ada upaya diplomatik untuk mencapai gencatan senjata. Bahkan, kunjungan ke sebelas Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, ke kawasan tersebut belum menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengamankan perdamaian, memperkuat sentimen pasar terhadap aset-aset safe haven seperti emas.
Baca juga: Harga Emas Dunia Tergelincir setelah Cetak Rekor |