Wall Street Merosot Setelah Rilis Data Inflasi AS

Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock

Wall Street Merosot Setelah Rilis Data Inflasi AS

Annisa Ayu Artanti • 11 October 2024 07:53

New York: Saham-saham AS berakhir lebih rendah pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah laporan inflasi konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan menambah ketidakpastian pada keputusan suku bunga Federal Reserve yang akan datang pada November.

Melansir Xinhua, Jumat, 11 Oktober 2024, indeks Dow Jones Industrial Average turun 57,88 poin atau 0,14 persen menjadi 42.454,12. Indeks S&P 500 merosot 11,99 poin, atau 0,21 persen, menjadi 5.780,05. Indeks Komposit Nasdaq merosot 9,57 poin, atau 0,05 persen, menjadi 18.282,05.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir merah, dengan sektor real estat dan jasa komunikasi memimpin pelemahan dengan masing-masing turun 0,89 persen dan 0,61 persen. 

Sementara itu, sektor energi dan material memimpin penguatan dengan masing-masing naik 0,79 persen dan 0,21 persen.
 

Baca juga: 

Wall Street Menguat, Indeks Dow Jones dan S&P 500 Cetak Rekor




Ilustrasi. Foto: Freepik

Data inflasi AS

Indeks harga konsumen (IHK) AS naik 0,2 persen untuk bulan September, sehingga tingkat inflasi tahunan menjadi 2,4 persen, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada hari Kamis. 
Sementara tingkat inflasi tahunan turun dari 2,5 persen pada Agustus ke level terendah sejak Februari 2021, inflasi inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, meningkat 0,3 persen bulan ke bulan, dengan tingkat tahunan mencapai 3,3 persen. 

Kedua pembacaan inti juga sedikit lebih tinggi dari perkiraan.

Selain itu, sebuah laporan terpisah menunjukkan klaim pengangguran mingguan mencapai level tertinggi 14 bulan, menandakan potensi pelemahan di pasar tenaga kerja, meskipun kenaikan ini sebagian besar terkait dengan gangguan dari badai dan pemogokan baru-baru ini. 
Obligasi AS bertenor 10 tahun bertambah sebanyak 4 basis poin pada hari Kamis dan mencapai 4,1% untuk pertama kalinya sejak akhir Juli.

“Tren keseluruhan adalah yang penting, bukan fluktuasi harian,” kata Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee pada hari Kamis. 

“Tren keseluruhan selama 12, 18 bulan jelas bahwa inflasi telah turun banyak, dan pasar kerja telah mendingin ke tingkat yang menurut kami berada di sekitar tingkat lapangan kerja penuh,"jelas dia.

Di tengah dinamika yang berubah, para trader kini menetapkan probabilitas 18 persen bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga di bulan November, menurut alat CME FedWatch. 

Ini menandai perubahan penting dari seminggu yang lalu ketika peluang tidak ada pemotongan berada di nol, karena pasar telah selaras dengan panduan para pembuat kebijakan, mengantisipasi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)