Google. Foto: Unsplash.
San Francisco: Saham Alphabet bersiap untuk lompatan besar karena Google akan muncul sebagai pemenang dalam perlombaan kecerdasan buatan di Wall Street.
Analis Wedbush dalam sebuah catatan baru-baru ini menuturkan perusahaan tersebut menambahkan saham Alphabet dan menaikkan target harganya pada induk Google itu dari USD160 menjadi USD175 per saham.
"Kami yakin persepsi risiko struktural terhadap Google Penelusuran terlalu dibesar-besarkan dan terus memandang Alphabet sebagai penerima manfaat dari AI generatif," kata para analis dalam sebuah catatan, dilansir
Business Insider, Senin, 25 Maret 2024.
Target harga baru ini sebagian besar disebabkan oleh keunggulan Alphabet yang beragam sisi dibandingkan kompetitor lain dalam perlombaan AI seperti luasnya data yang tersedia untuk melatih model AI dan basis penggunanya yang besar di seluruh produknya, seperti Android, Pencarian, dan YouTube. Perusahaan ini juga dapat segera berkolaborasi dengan Apple untuk menggabungkan Gemini AI ke dalam iPhone.
Saham raksasa teknologi ini tertinggal dari keuntungan perusahaan Magnificent Seven lainnya seperti Amazon dan Microsoft, yang masing-masing naik 18 persen dan 14 persen sepanjang tahun ini, dan saham tersebut berkinerja buruk di bawah Nasdaq yang lebih luas yang naik sekitar 11 persen untuk tahun ini.
Namun, sentimen terhadap upaya AI Alphabet telah membaik, kata para analis, mengutip komentar yang lebih optimis terhadap Google dalam beberapa bulan terakhir.
Pemenang positif industri periklanan digital
Saham Alphabet dapat mendapatkan banyak katalis positif di masa depan, kata Wedbush, yang juga sedang mencari induk Google untuk mengeluarkan panduan lebih lanjut mengenai model bisnisnya.
"Kami terus memandang Alphabet sebagai pemenang sekuler dalam industri periklanan digital dengan eksposur yang luas dan pangsa pasar yang tahan lama dalam belanja media secara keseluruhan,” tambah para analis.
Wedbush bersikap optimis terhadap Alphabet dan reli yang lebih luas yang dipicu oleh AI selama berbulan-bulan. Analis Wedbush dalam catatan sebelumnya menuturkan AI kemungkinan akan melahirkan pasar teknologi baru yang sedang naik daun seperti 1995 yang memperkirakan saham-saham teknologi akan melonjak lagi sebesar 33 persen pada 2024.