PM Israel Benjamin Netanyahu tersinggung dengan omongan Presiden Prancis Emmanuel Macron. (EPA)
Marcheilla Ariesta • 16 October 2024 08:17
Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tersinggung dengan pernyataan yang dibuat oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron. Macron mengungkapkan bahwa Israel diciptakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Berbicara kepada kabinetnya, Macron berkata, “Netanyahu tidak boleh lupa bahwa negaranya diciptakan oleh keputusan PBB.”
Pernyataan Macron tersebut mengacu pada resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1947 untuk membagi mandat Palestina milik Inggris menjadi negara-negara Yahudi dan Arab yang terpisah.
“Oleh karena itu, ini bukan saatnya untuk mengabaikan keputusan PBB," tambah Macron, dilansir dari Fox News, Rabu, 16 Oktober 2024.
Lewat resolusi itu, Israel menerima rencana pembagian tersebut, sementara Palestina menolaknya. Beberapa jam setelah mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 14 Mei 1948, tentara dari negara-negara Arab di sekitarnya menyerang Israel, yang memenangkan perang setahun kemudian.
Namun, Netanyahu tersinggung. Ia merasa pernyataan Macron sangat tidak tepat.
“Pengingat bagi Presiden Prancis, bukan keputusan PBB yang mendirikan Negara Israel, tetapi kemenangan yang diraih dalam Perang Kemerdekaan dengan darah para pejuang heroik kita, banyak di antaranya adalah penyintas Holocaust, termasuk dari rezim Vichy di Prancis,” kata Netanyahu membacakan pernyataan dalam menanggapi komentar Macron.
Pernyataan Macron disampaikan saat ia menyerukan diakhirinya ekspor senjata ke Jalur Gaza dan Lebanon dalam upaya menciptakan kondisi untuk gencatan senjata.
Seruan embargo senjata muncul di tengah perang Israel dengan Hamas di Gaza menyusul serangan tak beralasan kelompok itu pada 7 Oktober 2023, dan operasi militernya di Lebanon, menyusul serangan roket selama setahun dari Hizbullah, yang didukung oleh Iran.
Awal bulan ini, Netanyahu mengkritik Macron dan para pemimpin Barat lainnya atas seruannya untuk menghentikan aliran senjata.
“Saat Israel memerangi kekuatan barbarisme yang dipimpin Iran, semua negara beradab seharusnya berdiri teguh di sisi Israel, namun Presiden Macron dan para pemimpin Barat lainnya kini menyerukan embargo senjata terhadap Israel. Mereka ini memalukan,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
“Apakah Iran memberlakukan embargo senjata terhadap Hizbullah, Houthi, Hamas, dan proksi-proksinya yang lain? Tentu saja tidak. Poros teror ini bersatu, tetapi negara-negara yang seharusnya menentang poros teror ini menyerukan embargo senjata terhadap Israel,” ucap Netanyahu.
Ia menyebut sikap mereka sebagai "aib," dengan mengatakan bahwa Israel akan menang "dengan atau tanpa dukungan mereka, tetapi rasa malu mereka akan terus berlanjut lama setelah perang dimenangkan."
Pada 6 Oktober, Macron mengatakan Prancis tidak akan lagi memasok senjata ke Israel, meskipun negara itu akan terus mengirim peralatan pertahanan rudal.
"Saya pikir hari ini, prioritasnya adalah kita kembali ke solusi politik, bahwa kita berhenti mengirim senjata untuk berperang di Gaza," pungkas Macron dalam sebuah wawancara.
Baca juga: Netanyahu Tegaskan Kembali UNIFIL Harus Keluar Sementara dari Zona Tempur