Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Foto: Tangkapan layar.
Jakarta: Melonjaknya perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mencapai 3,13 persen masih menjadi tanda tanya. Padahal, hasil hitung cepat seluruh lembaga survei mencatat perolehan suara PSI di kisaran 2,8 persen.
"PSI itu tidak ada satu pun lembaga survei yang mengatakan lolos ambang batas 4 persen," ujar Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago kepada Media Indonesia, Senin, 4 Maret 2024.
Menurut Pangi, hitung cepat yang dilakukan Voxpol dengan data masuk 15 persen pun sudah mengalami stabilitas. Apalagi, Voxpol mengambil data sample acak yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
"Data masuk 15 persen sudah mengalami stabilisasi di dashboard kita, enggak ada lagi data quick count yang jumping-jumping," ujarnya.
Ia pun mempertanyakan klaim politikus
PSI yang menganggap lonjakan suara partai berlogo bunga mawar itu terjdi karena belum semua suara masuk. Langkah ini dinilai standar ganda karena sebelumnya menerima hasil hitung cepat Pilpres 2024 yang memenangkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, pasangan yang diusung PSI.
"Yang jadi pertanyaan, kalau enggak percaya dengan
quick count-nya pileg, kenapa
quick count pilpres percaya? Sementara pilpres real count-nya enggak ada yang jumping-jumping, stabil saja," ujar Pangi.
Berdasarkan data rekapitulasi sementara yang diunggah KPU lewat laman resmi
pemilu2024.kpu.go.id, per hari ini, suara yang masuk sudah 65,85 persen. Pangi menjelaskan suara pada hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga harusnya sudah mengalami stabilitas bahkan saat sampel yang masuk belum setengahnya, seperti halnya penghitungan real count versi KPU.
Melejitnya suara PSI dalam beberapa hari terakhir pada rekapitulasi suara nasional Komisi Pemilihan Umum (KPU) dinilai mencurigakan. Per hari ini, suara PSI memang masih berada pada angka 3,13 persen atau di bawah ambang batas parlemen 4 persen.
(MI/Tri Subarkah)