Direktur Celios Bhima Yudhistira (tengah). Medcom.id/Theo
Theofilus Ifan Sucipto • 19 December 2023 11:41
Jakarta: Center of Economic and Law Studies (Celios) mengatakan transisi energi ekstraktif menuju ekonomi hijau menguntungkan masyarakat, termasuk pengusaha. Data Celios untuk menjawab kekhawatiran para pengusaha yang merasa ekonomi hijau kurang strategis.
"Kalau bergeser ke sektor yang lebih bersih, ekonomi sirkular, transisi energi, (proyeksi) keuntungan bagi pengusaha Rp1.517 triliun," kata Direktur Celios Bhima Yudhistira dalam konferensi pers di Senayan, Jakarta Selatan, Selasa, 19 Desember 2023.
Bhima membandingkan angka itu dengan asumsi pengusaha tetap mempertahankan ekonomi ekstraktif. Ekonomi itu mencakup timah, nikel, hingga batu bara.
"Kita hitung kalau sumber ekstraktif dan kotor, surplus usahanya relatif lebih kecil dengan Rp1.152 triliun," papar dia.
Bhima mengaitkan data itu dengan para pengusaha di belakang masing-masing pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Pengusaha dinilai berhak berpolitik.
"Tapi orientasi bisnisnya ke ekonomi hijau. Kalau di sektor perbankan, salurkan ke sektor-sektor usaha ramah lingkungan," ujar dia.
Bhima menjelaskan metode perhitungan tersebut. Celios dan Greenpeace menggunakan model
input-
output untuk melihat dampak berganda pada input investasi langsung.
Kemudian, mereka menggunakan dua asumsi skenario sebagai perbandingan dengan tenggat waktu masing-masing 10 tahun. Asumsi pertama, yakni ada keseriusan politik dari pemerintah menjalankan ekonomi hijau. Termasuk, adanya komitmen pendanaan hijau dari perbankan, lembaga pembiayaan, serta kebijakan fiskal dan moneter.
Asumsi skenario kedua ialah pemerintah tetap menjalankan ekonomi ekstraktif atau disebut sebagai
business as usual (BAU). Artinya ekonomi Indonesia ditopang dari sektor migas hingga batu bara.
Menurut Bhima, tidak ada alasan para pengusaha ogah beralih ke ekonomi hijau. Sebab, proyeksi keuntungannya lebih besar dan lebih ramah terhadap lingkungan.
"Jadi pengusaha kalau tidak mendukung transisi ekonomi hijau, menghambat transisi, dan senang dengan fosil, dia akan kehilangan surplus ekonomi sangat besar," jelas dia.