Warga Lebanon membersihkan puing-puing bangunan di lokasi serangan Israel. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 4 December 2024 20:14
Beirut: Jumlah korban tewas di Lebanon dalam perang antara Israel dan kelompok Hizbullah telah mencapai 4.047 orang, dengan sebagian besar kematian terjadi di bulan September, kata pihak berwenang pada hari Rabu, 4 Desember 2024.
Sepekan setelah gencatan senjata berlaku, Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad mengatakan kepada wartawan bahwa "sampai sekarang, kami telah mencatat 4.047 korban tewas dan 16.638 terluka."
Sebagian besar kematian terjadi setelah 15 September, katanya, seraya menambahkan bahwa "kami yakin jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi.”
Mengutip dari Gulf Today, Abiad mengatakan 316 anak-anak dan 790 perempuan termasuk di antara korban tewas.
Sumber yang dekat dengan Hizbullah telah mengatakan kepada media bahwa ratusan pejuang kelompok itu telah tewas, tanpa memberikan angka pasti.
Israel meningkatkan operasinya di Lebanon selatan pada akhir September setelah hampir setahun berseteru dengan Hizbullah. Konflik ini merupakan imbas dari perang antara Israel dan kelompok Hamas di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Gencatan senjata yang rapuh di Lebanon mulai berlaku pekan lalu dan secara umum bertahan, meski kedua belah pihak saling menuduh adanya pelanggaran berulang.
Senin lalu, serangan Israel di Lebanon selatan menewaskan 11 orang, menurut kementerian kesehatan, setelah Hizbullah sebelumnya mengeklaim serangan pertamanya terhadap posisi Israel sejak gencatan senjata dimulai.
Pada hari Selasa, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan bahwa "jika kita kembali berperang, kita akan bertindak dengan kekuatan yang lebih besar dan menembus lebih dalam" ke Lebanon. Ia menambahkan bahwa "tidak akan ada kekebalan" bagi negara Lebanon, yang tidak terlibat dalam perang Israel-Hizbullah.
Baca juga: Hizbullah Serang Israel, Balas Pelanggaran Gencatan Senjata