Kematian Akibat Serangan Israel di Khan Younis Meningkat Jadi 121 Orang

Warga di Khan Younis dihadapkan pada serangan Israel. Foto: EFE-EPA

Kematian Akibat Serangan Israel di Khan Younis Meningkat Jadi 121 Orang

Fajar Nugraha • 24 July 2024 17:13

Khan Younis: Beberapa orang terjebak tanpa makanan dan air di Khan Younis, Gaza. Tidak ada yang bisa menjangkau mereka, tidak ada yang bisa mengevakuasi para korban.

Diyakini para korban ini adalah orang-orang yang tidak punya waktu untuk mengungsi. Sementara pasukan Israel melemparkan selebaran di bagian timur Khan Younis dan kemudian mulai menembaki dengan cara yang sangat gila di seluruh bagian kota.

Warga Palestina tidak punya tempat untuk pergi dan mereka telah berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari tempat berlindung, tetapi semua jalan dipenuhi orang, terutama di daerah al-Mawasi, yang juga telah diserang beberapa kali oleh pasukan Israel.

Hanya ada satu rumah sakit yang beroperasi di Khan Younis yaitu Rumah Sakit Nasser dan mereka telah meminta unit darah untuk merawat semua korban luka yang diterima setiap menit.

“Selama tiga hari ini, ada beberapa daerah yang tidak dapat dijangkau oleh paramedis di Khan Younis. Itulah sebabnya kami memperkirakan jumlah korban tewas dan jumlah korban luka akan meningkat,” ucap warga Palestina.

Situasi di Khan Younis sangat menyedihkan. Penembakan dan serangan udara terus berlanjut dan setiap warga Palestina yang mencoba pindah ke daerah yang lebih aman, jauh dari serangan udara, menjadi target quadcopter Israel.

Korban terbaru capai 121 orang

Setidaknya 121 orang, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, telah tewas sejak dimulainya serangan Israel di wilayah timur Khan Younis, demikian pengumuman badan pertahanan sipil Gaza.

Dalam sebuah pernyataan, disebutkan bahwa sejumlah tim tengah berupaya mengevakuasi banyak orang yang terjebak di kota Bani Suheila, di bagian timur Khan Younis.

Khan Younis menjadi saksi salah satu hari paling berdarah sejauh ini. “Ini merupakan salah satu serangan paling berdarah sejauh ini karena kejahatan genosida Israel terus berlanjut,” kata Pemantau Hak Asasi Manusia, Euro-Med dalam sebuah pernyataan.

Pemantau tersebut mencatat bahwa setiap kali ada pembicaraan tentang gencatan senjata yang akan dicapai, "tentara Israel sengaja meningkatkan jumlah pembantaian dan pembunuhan massal warga sipil Palestina".

"Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Israel terlibat dalam pemerasan politik dengan menggunakan pembunuhan dan pemindahan warga sipil sebagai alat tekanan, seperti yang telah dilakukan berulang kali dalam beberapa minggu terakhir," katanya.

Disebutkan bahwa selama serangan terakhir terhadap Khan Younis, seluruh keluarga dihapus dari catatan sipil, termasuk keluarga Jabour dan Harb.

Pemantau tersebut mendesak semua negara untuk memberlakukan sanksi yang kuat terhadap Israel dan mengakhiri semua dukungan politik, keuangan, dan militer.

Setidaknya 24 anak termasuk di antara lebih dari warga yang dibunuh pasukan Israel dalam sehari di Khan Younis, menurut Save the Children.

"Kami marah dengan kekerasan yang tak henti-hentinya dan tidak proporsional terhadap anak-anak Palestina," kata Jeremy Stoner, direktur regional lembaga amal Inggris untuk Timur Tengah.

"Kami tidak bisa membiarkan ini menjadi hal yang biasa. Mereka yang selamat hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi dan stres yang ekstrem," kata Stoner.

Menurut PBB, jumlah korban anak telah meningkat hampir 250 persen sejak dimulainya perang.

Serangan militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 39.145 warga Palestina dan melukai 90.257 lainnya sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan Gaza.

Sebanyak 55 warga Palestina telah tewas dan 110 lainnya terluka dalam 24 jam terakhir, katanya dalam sebuah pernyataan.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)