Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Annisa Ayu Artanti • 18 September 2024 10:00
Jakarta: Indonesia perlu mencari alternatif pasar selain Tiongkok, untuk meningkatkan kinerja ekspor.
Hal itu untuk menyikapi data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2024 mengalami surplus USD2,90 miliar. Surplus tersebut didukung oleh sektor nonmigas sebesar USD4,34 miliar.
Meski masih surplus secara bulanan, angka tersebut ternyata masih lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya di bulan yang sama atau secara year on year (yoy). Melemahnya angka itu dipengaruhi oleh ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok yang terus mengalahkan penurunan.
"Sangat penting kita mengubah orientasi ekspor kita dari negara Tiongkok ke negara alternatif lain," kata Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda dilansir Media Indonesia, Rabu, 18 September 2024.
Nailul huda mengatakan, pemerintah bisa mengandalkan para duta besar sebagai marketing produk nonmigas Indonesia.
"Secara produk pun harusnya juga sudah berubah bukan lagi minyak nabati, tetapi yang bernilai tambah tinggi di bidang teknologi, industri middle-high tech," ujar dia.
Ketergantungan ekspor Indonesia ke Tiongkok masih sangat tinggi
Menurutnya, ketergantungan ekspor Indonesia ke Tiongkok masih sangat tinggi. Secara detail, ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok secara tahunan (yoy) turun -0,75 persen. Secara akumulasi (Januari-Agustus) bahkan turun hingga -7,52 persen.
"Dengan ekonomi Tiongkok yang sedang turun, Indonesia terkena imbas cukup dalam. Kemudian industri yang kena cukup dalam adalah sektor lemak dan minyak hewani/nabati. Sedangkan dari dahulu ekspor andalan Indonesia ya komoditas tersebut," jelas dia.
Di sektor migas, ekspor Indonesia memang terus turun. Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,44 miliar dengan komoditas penyumbang defisit yang pertama ialah hasil minyak dan minyak mentah.
Defisit neraca perdagangan migas Agustus 2024 tidak sedalam bulan sebelumnya, tetapi masih lebih dalam jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu.
Secara kumulatif hingga Agustus 2024, surplus neraca perdagangan barang Indonesia mencapai USD18,85 miliar. Jika dilihat lebih rinci secara kumulatif neraca perdagangan barang nonmigas mengalami surplus sebesar USD32,54. Sementara defisit neraca perdagangan migas mencapai USD13,69 miliar.