Pecut Ekspor Produk Bernilai Tambah, Mendag: Bisa Dorong RI Jadi Negara Maju

Mendag Zulkifli Hasan. Foto: dok Biro Humas Kemendag.

Pecut Ekspor Produk Bernilai Tambah, Mendag: Bisa Dorong RI Jadi Negara Maju

Faustinus Nua • 6 September 2024 13:31

Jakarta: Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan pemerintah terus mendorong ekspor produk Indonesia yang bernilai tambah. Dengan produk bernilai tambah, kata pria yang akrab disapa Zulhas itu, perekonomian semakin maju dan Indonesia siap menjadi negara maju pada 2045.

Hal ini disampaikan Zulhas saat melepas ekspor produk margarin (palm fat) di Lampung Selatan, Lampung. Produk yang diekspor merupakan produk margarin PT Domus Jaya untuk periode September 2024 dengan tujuan Yunani senilai USD61,70 ribu. Selain itu, dalam waktu dekat PT Domus Jaya akan melakukan ekspor produk serupa ke Kroasia senilai USD82,26 ribu.

"Kita harus mengolah barang mentah kita menjadi barang jadi. Pengolahan kelapa sawit menjadi berbagai produk olahan siap saji seperti margarin, memiliki nilai tambah dari sekedar dalam bentuk mentah. Pemerintah mendukung ekspor produk yang memiliki nilai tambah," kata Zulhas dalam keterangan tertulis, Jumat, 6 September 2024.
 

Baca juga: UMKM Lokal Digandeng Tampil pada Pameran Taraf Internasional
 

Siapkan regulasi yang mendukung dunia usaha


Dia mengungkapkan, pemerintah bertugas untuk menyiapkan regulasi yang jelas bagi pelaku usaha. Regulasi ini bertujuan untuk mendukung agar dunia usaha dapat berjalan optimal sehingga memberikan keuntungan bagi masyarakat dan negara.

"Pemerintah bertugas agar perusahaan bisa maju dan mendapatkan keuntungan. Jika perusahaan mendapatkan keuntungan, maka negara akan menerima pajak dan dapat membuka lapangan pekerjaan," imbuh dia.

Dalam empat tahun terakhir (2019-2023), ekspor produk palm fat Indonesia dengan kode HS 15179043 mengalami tren positif dengan rata-rata peningkatan sebesar 38,04 persen per tahun. Negara utama tujuan ekspor komoditas ini antara lain Tiongkok, Nigeria, Aljazair, Amerika Serikat, dan Vietnam.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)