Vietnam. Foto: Unsplash.
Hanoi: Pertumbuhan ekonomi Vietnam meningkat pada kuartal kedua berkat kuatnya ekspor. Namun kenaikan inflasi masih menjadi tantangan bagi negara Asia Tenggara tersebut.
Kantor Statistik Umum (GSO) Pemerintah Vietnam menuturkan Produk Domestik Bruto (PDB) Vietnam diperkirakan meningkat menjadi 6,93 persen pada kuartal kedua dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian ini juga lebih cepat dari pertumbuhan 5,87 persen pada kuartal pertama. Alhasil perekonomian Vietnam tumbuh 6,42 persen pada paruh pertama tahun ini.
Vietnam, eksportir ponsel pintar, elektronik, dan garmen yang penting, berupaya untuk meningkatkan aktivitas bisnis setelah gagal mencapai target pertumbuhan tahun lalu karena lemahnya permintaan global dan kekurangan listrik.
“Situasi sosio-ekonomi Vietnam terus menunjukkan tren positif, dengan setiap kuartal menjadi lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya,” kata GSO dikutip dari
Channel News Asia, Minggu, 30 Juni 2024.
Ekspor Vietnam pada paruh pertama tahun ini meningkat 14,5 persen dari tahun sebelumnya menjadi USD190 miliar, sementara produksi industri meningkat 10,9 persen dari tahun sebelumnya.
“Perekonomian dan masyarakat negara ini terus menghadapi banyak kesulitan dan tantangan, di tengah risiko dan ketidakpastian eksternal… mencapai target pertumbuhan 6,0-6,5 persen pada tahun 2024 merupakan tantangan besar, yang memerlukan upaya bersama dari semua kekuatan,” GSO ditambahkan.
Awal pekan ini, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh mengatakan pertumbuhan PDB kuartal kedua akan melebihi laju kuartal pertama, dan mengatakan kebijakan akan terus memprioritaskan pertumbuhan untuk memenuhi target pertumbuhan tahun ini sebesar 6,0 persen hingga 6,5 persen.
Chinh mengatakan Vietnam akan tetap berpegang pada kebijakan moneternya yang fleksibel, dengan tujuan untuk terus memotong suku bunga pinjaman bank, mengurangi biaya dan meningkatkan investasi publik.
Perkiraan IMF
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Vietnam akan mendekati 6 persen tahun ini, didukung oleh permintaan eksternal yang kuat, investasi asing yang tangguh dan kebijakan yang akomodatif. IMF mengatakan jika tekanan nilai tukar bertahan lebih lama dapat menyebabkan pengaruh yang lebih besar terhadap inflasi domestik Vietnam.
Tekanan inflasi semakin meningkat, dengan harga konsumen di Vietnam pada bulan Juni naik 4,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mendekati batas atas target inflasi pemerintah sebesar 4,5 persen untuk tahun ini.
Badan tersebut mengatakan akan memantau dengan cermat pergerakan harga dan menyesuaikan harga listrik, layanan kesehatan dan pendidikan sesuai dengan situasi nyata untuk meminimalkan dampak terhadap inflasi.
Keputusan Pemerintah Vietnam untuk menaikkan gaji pokok bagi pegawai negeri sebesar 30 persen dan pensiun bagi pensiunan sebesar 15 persen mulai tanggal 1 Juli diperkirakan akan menambah tekanan inflasi.