Harga emas dunia. Foto: Unsplash.
Hanoi: Vietnam akan mengizinkan perusahaan-perusahaan mengimpor emas untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade untuk menjembatani kesenjangan yang semakin besar antara harga lokal dan harga internasional.
Wakil Ketua Asosiasi Pedagang Emas Vietnam (VGTA) Huynh Trung Khanh melakukan pembicaraan panjang dengan pemerintah mengenai langkah-langkah untuk memperbaiki ketidakseimbangan pasokan dan permintaan emas.
Pemerintah Vietnam sebenarnya mengambil kendali penuh atas impor dan penjualan emas batangan lokal pada 2012, dengan beberapa perusahaan besar diperbolehkan mengimpor asalkan mereka menggunakannya kembali sebagai perhiasan untuk ekspor.
"Pemerintah mengatakan mereka akan memulai impor emas resmi pada Juli atau Agustus. Kami berharap pada Juli mereka akan mengizinkan perusahaan emas untuk mengimpor secara langsung,” kata Khanh di sela-sela konferensi Logam Mulia Asia Pasifik, dilansir
Channel News Asia, Selasa, 11 Juni 2024.
VGTA memperkirakan perubahan yang diusulkan akan dimulai pada awal bulan depan. Hal ini akan menandai perubahan signifikan dari kebijakan saat ini, dimana bank sentral mengontrol impor dengan ketat.
Upaya untuk mempersempit kesenjangan dengan benchmark internasional dengan mengadakan lelang dan mengizinkan empat bank lokal menjual emas dalam upaya meningkatkan likuiditas sebagian besar gagal memberikan dampak yang berkelanjutan.
Mengurangi premi pada harga domestik dengan segera sangatlah penting, karena VGTA memperkirakan permintaan emas Vietnam akan melonjak tahun ini. Vietnam termasuk dalam 10 konsumen emas terbesar.
"Pembelian emas diperkirakan meningkat 10 persen setiap tahun menjadi 33 juta metrik ton selama enam bulan pertama tahun ini," kata Khanh dalam presentasinya di konferensi tersebut.
Pembeli ritel terbesar
Pembeli ritel, yang memandang emas sebagai alat pelestarian kekayaan yang digunakan untuk menjaga dari ketidakpastian perekonomian merupakan bagian terbesar dari pembelian emas di perekonomian Asia Tenggara, yang merupakan rumah bagi sekitar 100 juta orang.
“Alasan utama kuatnya permintaan investasi ritel ini adalah penurunan tajam suku bunga tabungan, pembekuan real estat, dan devaluasi mata uang nasional terhadap dolar AS yang terus-menerus,” kata Khanh.
Lonjakan tajam permintaan emas juga menyebabkan peningkatan penyelundupan, terutama dari negara tetangga Kamboja, kata Khanh, seraya menambahkan bahwa hal ini membuat tindakan kebijakan segera menjadi penting.
“Ini adalah jaringan sistem bawah tanah yang sangat besar. Dengan kenaikan harga yang begitu besar, tingkat penyelundupan masih tinggi," tegas dia.
VGTA dan Dewan Emas Dunia saat ini bekerja sama dengan bank sentral Vietnam dan lembaga pemerintah lainnya untuk mendirikan bursa emas nasional, sebuah langkah yang diyakini akan memberikan stabilitas pasar.