Hamas Sebut Negosiasi Sandera Mungkin Dilakukan Tanpa Gencatan Senjata Permanen

Asap dari serangan Israel di Jalur Gaza. (EPA)

Hamas Sebut Negosiasi Sandera Mungkin Dilakukan Tanpa Gencatan Senjata Permanen

Willy Haryono • 8 July 2024 07:24

Gaza: Seorang pejabat tinggi kelompok pejuang Palestina Hamas mengatakan kepada kantor berita AFP pada hari Minggu kemarin bahwa pihaknya siap membahas kesepakatan pembebasan sandera dan mengakhiri perang di Jalur Gaza tanpa "gencatan senjata lengkap dan permanen."

Pelonggaran posisi Hamas ini terjadi di tengah upaya mediasi baru oleh Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir guna meminta dua pihak bertikai untuk menghentikan perang yang sudah berlangsung selama sembilan bulan dan mengamankan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza serta tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

"Sebelumnya kami mengharuskan Israel menyetujui gencatan senjata lengkap dan permanen," kata seorang pejabat Hamas kepada AFP, yang berbicara secara anonim.

"Langkah ini dilompati, karena para mediator berjanji bahwa selama negosiasi tahanan berlanjut, gencatan senjata akan terus berlanjut," tambahnya.

Israel sebelumnya sangat menentang tuntutan Hamas untuk menerapkan gencatan senjata permanen.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menjadikan penghancuran Hamas dan pemulangan semua sandera sebagai tujuan utama kampanye militer Israel yang diluncurkan setelah 7 Oktober 2023.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menguraikan sebuah rencana pada 31 Mei, yang katanya diusulkan Israel dan menjanjikan "peta jalan menuju gencatan senjata yang langgeng dan pembebasan semua sandera."

Seorang negosiator Israel pergi ke Qatar untuk berunding dengan para mediator Jumat lalu. Israel mengatakan masih ada "kesenjangan" dalam proposal balasan yang dibuat oleh Hamas, tetapi negosiator akan kembali ke Doha pekan ini.

Seorang pejabat yang mengetahui mediasi tersebut mengatakan direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) William Burns juga akan pergi ke Qatar pekan ini.

Pejabat Hamas mengatakan Mesir dan Turki juga akan meningkatkan upaya mereka dalam beberapa hari mendatang untuk mencapai kesepakatan. Jika negosiasi penuh dimulai, Hamas memperkirakan prosesnya memakan waktu antara dua hingga tiga minggu, menurut pejabat tersebut.

Baca juga:  Pedemo Israel Desak Pemerintah Tak Lewatkan Momen Pembebasan Sandera

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)