Thailand. Foto: Unsplash.
Bangkok: Kebijakan stimulus dompet digital Thailand senilai 500 miliar baht (USD13,51 miliar) telah mendapat persetujuan kabinet pada Selasa, 23 April 2024.
Melansir Channel News Asia, Selasa, 23 April 2024, Perdana Menteri Sretha Thavisin menuturkan persetujuan itu menghilangkan rintangan yang dialami Partai Pheu Thai yang berkuasa.
Bantuan tersebut akan memberikan 10 ribu baht kepada 50 juta warga Thailand untuk dibelanjakan di komunitas lokal mereka selama periode enam bulan dan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara yang sedang berjuang mengatasi utang rumah tangga yang melonjak.
Skema ini dapat menambah 1,2-1,6 persen poin terhadap pertumbuhan ekonomi dan akan membantu perekonomian tumbuh setidaknya lima persen pada tahun depan.
Sumber pemberian dana bantuan
Rencana pemberian bantuan, yang merupakan platform utama Pheu Thai pada pemilu 2023 telah ditunda hingga kuartal keempat karena kurangnya dana. Hingga awal bulan ini, pemerintah berupaya keras mencari cara untuk membiayai skema tersebut tanpa membebani utang publik secara berlebihan.
Pemerintah Thailand mengatakan akan mengambil dana dari anggaran fiskal 2024 dan 2025, serta modal dari Bank Pertanian dan Koperasi Pertanian milik negara.
Para ekonom dan pakar termasuk dua mantan gubernur bank sentral telah memperingatkan terhadap kebijakan tersebut, dengan mengatakan kebijakan tersebut berisiko melanggar disiplin fiskal, namun hal ini telah ditolak oleh pemerintah.
Para akademisi juga mempertanyakan legalitas penggunaan dana bank negara untuk membiayai bantuan tersebut.
Wakil Menteri Keuangan Thailand Julapun Amornvivat menegaskan kembali tanggal peluncurannya pada kuartal keempat dan mengatakan para ahli telah berkonsultasi mengenai legalitas rencana tersebut.
"Akan ada stimulus dalam penciptaan lapangan kerja, aktivitas ekonomi, dan investasi," kata dia.
Perekonomian Thailand secara tak terduga menyusut 0,6 persen pada kuartal terakhir 2023 dibandingkan kuartal ketiga, sehingga mendorong badan perencanaan negara untuk memangkas perkiraan pertumbuhan 2024 menjadi antara 2,2 persen dan 3,2 persen dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,7 persen menjadi 3,7 persen.
Pertumbuhan pada 2023 adalah 1,9 persen, lebih lambat dari perkiraan. Angka ini bahkan dibawah pertumbuhan ekonomi sebesar 2,5 persen pada 2022.