Saham-saham AS Melejit setelah Fed Sunat Suku Bunga 25 Bps

Ilustrasi perdagangan saham di Wall Street. Foto: Xinhua/Wang Ying.

Saham-saham AS Melejit setelah Fed Sunat Suku Bunga 25 Bps

Husen Miftahudin • 11 December 2025 08:40

New York: Indeks saham utama Amerika Serikat (AS) di Wall Street melonjak setelah Bank Sentral AS (Federal Reserve) memangkas suku bunga sebesar 25 bps, sesuai dengan perkiraan para investor.

Mengutip Xinhua, Kamis, 11 Desember 2025, indeks Dow Jones Industrial Average naik 497,46 poin, atau 1,05 persen, menjadi 48.057,75. Indeks S&P 500 bertambah 46,17 poin, atau 0,67 persen, menjadi 6.886,68. Indeks Nasdaq Composite meningkat 77,67 poin, atau 0,33 persen, dan ditutup pada 23.654,16.

Sebanyak sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih tinggi, dengan sektor industri dan material memimpin kenaikan masing-masing sebesar 1,84 persen dan 1,77 persen. Sementara itu, sektor utilitas turun 0,11 persen. 

Adapun, bank sentral AS memproyeksi hanya melihat satu pemangkasan 25 bps pada 2026. Dalam konferensi persnya setelah pengumuman tersebut, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pasar tenaga kerja AS memiliki risiko penurunan yang signifikan dan bank sentral tidak ingin kebijakannya menekan penciptaan lapangan kerja.

Meskipun perkiraan suku bunga Fed satu penurunan suku bunga tahun depan, pasar berjangka suku bunga masih memperhitungkan dua pemotongan pada 2026. Keputusan Fed untuk memotong sebesar 25 basis poin pun menuai penentangan.

Yang memperumit masalah bagi para pembuat kebijakan adalah kurangnya data karena penutupan pemerintah AS yang berkepanjangan baru-baru ini, yang akan menunda laporan penggajian November hingga 16 Desember, sementara angka inflasi akan dirilis setelah itu.
 

Baca juga: Potong 25 Bps Lagi, Fed Sudah 3 Kali Sunat Suku Bunga Berturut-turut


(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)
 

Lapangan kerja sedikit, tingkat pengangguran tinggi


Perlambatan penciptaan lapangan kerja dan kenaikan tingkat pengangguran dalam beberapa bulan terakhir mendorong Federal Reserve untuk kembali memangkas suku bunga pada September, meskipun inflasi tetap berada di angka sekitar satu poin persentase lebih tinggi dari target Fed sebesar dua persen.

Data yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Automatic Data Processing (ADP) menunjukkan perusahaan swasta AS memangkas 32 ribu pekerja pada November, bertentangan dengan ekspektasi ekonom yang memperkirakan peningkatan sebesar 40 ribu pekerja untuk bulan tersebut.

Menurut ADP, usaha kecil dengan kurang dari 50 karyawan kehilangan 120 ribu pekerjaan pada November. Sementara perusahaan menengah dan besar terus menambah lapangan kerja pada periode tersebut.

Para pembuat kebijakan AS menghadapi tantangan luar biasa karena penutupan pemerintah federal selama 43 hari tidak hanya memperburuk pasar kerja tetapi juga mengganggu pengumpulan data makroekonomi.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS dijadwalkan merilis data ketenagakerjaan untuk November pada 16 Desember, dan data pengangguran untuk Oktober tidak akan tersedia karena penutupan sebagian pemerintah pada Oktober dan awal November.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Husen Miftahudin)