Alat berat sedang mencari korban yang hilang terdampak banjir bandang di Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. ANTARA/Yusrizal.
Silvana Febiari • 11 December 2025 10:52
Agam: Korban meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah menjadi 190 orang. Ratusan korban tersebut tersebar di sejumlah kecamatan.
"Ini merupakan data pada Rabu (10 Desember) malam. Sebelumnya tercatat korban meninggal sebanyak 188 orang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam Rahmat Lasmono, dikutip dari Antara, Kamis, 11 Desember 2025.
Berikut rincian korban meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi di Kabupaten Agam:
- Kecamatan Malalak: 14 orang
- Kecamatan Tanjung Raya: 10 orang
- Kecamatan Palupuh: Satu orang
- Kecamatan Matur: Satu orang
- Kecamatan Palembayan: 138 orang
Sementara korban yang belum ditemukan berjumlah 72 orang. Mereka tersebar di beberapa kecamatan, yakni tiga orang di Malalak, dua orang di Tanjung Raya, 66 orang di Palembayan, dan satu orang di Lubuk Basung.
"Sebanyak 25 korban meninggal dunia belum teridentifikasi oleh pihak kepolisian," ujarnya.
Korban yang belum ditemukan terus dicari oleh tim gabungan dari BPBD Agam, TNI, Polri, Basarnas,
Palang Merah Indonesia (PMI), relawan, dan lainnya. Pencarian korban menggunakan alat berat, karena diduga korban tertimbun material banjir bandang berupa tanah dan pohon.
Alat berat sedang mencari korban yang hilang terdampak banjir bandang di Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. ANTARA/Yusrizal.
Korban yang masih dirawat berjumlah 13 orang, sementara 4.117 orang mengungsi, dan 988 orang terdampak atau terisolir. Dampak kerusakan pada infrastruktur meliputi 493 unit rumah rusak ringan, 359 unit rumah rusak sedang, 600 unit rumah rusak berat, 11 unit tempat ibadah terdampak, 67 titik jembatan rusak, serta 49 titik jalan rusak.
Selain itu, bencana juga merusak 99 unit fasilitas pendidikan, 125 unit irigasi, dan 18 bendungan. Kerugian pada sektor peternakan mencapai 6.025 ekor ternak yang mati, sementara lahan pertanian yang terdampak seluas 1.813,70 hektare.
"Total kerugian akibat
banjir bandang, banjir, tanah longsor dan angin puting beliung tersebut Rp682,35 miliar," ujarnya.