BRIN Sebut Prioritas Riset Nasional Fokus pada Pangan, Energi, dan Kesehatan

Ilustrasi BRIN. (Dok. BRIN)

BRIN Sebut Prioritas Riset Nasional Fokus pada Pangan, Energi, dan Kesehatan

Atalya Puspa • 11 February 2025 13:22

Jakarta: Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menegaskan bahwa prioritas riset nasional saat ini tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo. 

Fokus riset tetap diarahkan pada tiga sektor utama, yakni pangan, energi, dan kemandirian kesehatan. Selain itu, riset juga diarahkan untuk mendukung pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan guna meningkatkan nilai tambah komoditas dalam negeri.

"Prioritas riset nasional saat ini sebenarnya tidak terlalu berubah seperti pada saat Pak Jokowi II. Kita masih diminta untuk fokus pada pangan, energi, dan kemandirian kesehatan," ujar Handoko dalam agenda audiensi Media Indonesia dengan BRIN di kantor BRIN, Jakarta Pusat, Selasa, 11 Februari 2025.

Lebih lanjut, Handoko menjelaskan bahwa BRIN juga mendorong riset untuk memperkuat ekonomi berbasis pengetahuan. Menurutnya, penting untuk memberikan nilai tambah pada komoditas yang sudah dimiliki Indonesia agar nilai ekonominya meningkat. 

"Gimana bisa memberikan nilai tambah yang lebih dari komoditas-komoditas yang memang sudah kita miliki supaya nilai ekonominya lebih tinggi," tambah dia.
 

Baca juga: Kepala BRIN Sebut Kementerian dan Lembaga Diminta Efisiensi Rp256 T

Dalam bidang energi, Handoko mengungkapkan bahwa BRIN memiliki dua fokus utama. Pertama, BRIN berupaya menghijaukan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara melalui teknologi co-firing dengan biomassa lokal. Langkah ini dianggap sebagai bagian dari transisi menuju energi yang lebih bersih.

"Untuk energi itu sebenarnya tidak banyak yang bisa kita lakukan. Hanya ada dua: yang pertama itu untuk lebih menghijaukan PLTU Batubara dengan co-firing. Tidak ada cara lain selain memanfaatkan biomassa lokal sebagai campuran," jelasnya.

Kedua, BRIN juga tengah mempersiapkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Handoko menegaskan bahwa persiapan pembangunan PLTN memerlukan waktu yang panjang dan tidak bisa dilakukan secara mendadak. 

"PLTN juga enggak bisa mendadak. Bukan karena hari ini kita putuskan, besok bisa langsung dibangun. Jadi perlu waktu cukup lama, dan persiapan sudah kami lakukan sejak lama," pungkas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)