Kanselir Jerman Sebut Usulan Trump untuk Gaza ‘Skandal dan Ide Mengerikan’

Kanselir Jerman Olaf Scholz. (Anadolu Agency)

Kanselir Jerman Sebut Usulan Trump untuk Gaza ‘Skandal dan Ide Mengerikan’

Willy Haryono • 10 February 2025 12:41

Berlin: Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Minggu kemarin mengecam keras Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengusulkan agar warga Palestina direlokasi dari Jalur Gaza. Scholz menyebut usulan tersebut sebagai "skandal" dan ide "mengerikan" yang melanggar hukum internasional.

"Itu adalah skandal dan ide mengerikan, terutama karena kita dapat melihat kehancuran luar biasa yang terjadi di sana," kata Scholz dalam debat televisi langsung pertama dengan pesaingnya dari partai konservatif Friedrich Merz menjelang pemilihan parlemen Jerman pada 23 Februari.

Pada 4 Februari, Trump mengatakan AS akan "mengambil alih" Gaza dan memukimkan kembali warga Palestina di tempat lain di bawah rencana rekonstruksu luar biasa yang ia klaim dapat mengubah daerah kantong itu menjadi "Riviera Timur Tengah."

Usulan Trump disambut kecaman luas dari Palestina, negara-negara Arab, dan banyak negara lain di seluruh dunia, termasuk Kanada, Prancis, Jerman, dan Inggris.

Scholz menggarisbawahi bahwa negara-negara di kawasan, termasuk Mesir dan Yordania—tempat Trump mengusulkan relokasi warga Palestina di Gaza—telah menolak rencana kontroversial tersebut.

“Memukimkan kembali penduduk (Palestina) tidak dapat diterima dan melanggar hukum internasional,” tegas Scholz.

Pemimpin Uni Demokratik Kristen (CDU) dan kandidat kanselir Friedrich Merz mengatakan bahwa ia sependapat dengan penilaian Scholz, tetapi menyerukan reaksi yang hati-hati terhadap usulan Trump tersebut.

“Saya sependapat dengan penilaian ini, tetapi ini juga merupakan bagian dari serangkaian usulan yang datang dari pemerintah AS, yang cukup menjengkelkan. Namun, kita harus menunggu dan melihat apa yang dimaksud dengan serius dan bagaimana hal itu akan dilaksanakan—mungkin juga ada banyak retorika yang terlibat,” sebutnya.

Aliansi konservatif CDU/CSU yang dipimpin Friedrich Merz memegang keunggulan meyakinkan dalam jajak pendapat, dengan survei terbaru menunjukkan Demokrat Kristen di angka 29 persen dan Demokrat Sosial (SPD) Kanselir Olaf Scholz di 16 persen.

Meski unggul, Merz masih membutuhkan mitra koalisi untuk membentuk pemerintahan. Sejumlah analis politik memperkirakan koalisi antara Demokrat Kristen dan Demokrat Sosial akan menjadi hasil yang paling mungkin terjadi.

Baca juga:  Netanyahu Sebut Trump Bertekad Jalankan Rencana ‘Revolusioner’ untuk Gaza

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)