Presiden AS Donald Trump (kanan) dan PM Israel Benjamin Netanyahu. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 10 February 2025 10:39
Tel Aviv: Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengungkapkan bahwa Israel tengah membahas "visi revolusioner dan kreatif" dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait Jalur Gaza. Netanyahu menegaskan bahwa Trump "sangat bertekad untuk menerapkannya."
"Rencana ini membuka banyak kemungkinan bagi kami," ujar Netanyahu dalam rapat kabinet di Tel Aviv setelah kembali dari Washington el, seperti dikutip dari Xinhua, Senin, 10 Desember 2025.
"Selama satu tahun penuh, kita mendengar bahwa skenario 'pasca-perang' di Gaza harus melibatkan PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) dan Otoritas Palestina. Namun, Presiden Trump telah mengajukan visi yang sepenuhnya berbeda, yang jauh lebih menguntungkan bagi Negara Israel," tambahnya.
Menurut pernyataan tersebut, Netanyahu dan Trump telah mencapai kesepakatan untuk memenuhi seluruh tujuan perang Israel, termasuk "mengeliminasi" kelompok pejuang Palestina Hamas, membebaskan seluruh sandera Israel, memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel, serta memulihkan warga Israel yang terdampak konflik.
Netanyahu juga menegaskan bahwa salah satu tujuan strategis Israel adalah mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
Dalam konferensi pers bersama Netanyahu di Washington pada Selasa lalu, Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat berencana "mengambil kendali atas Jalur Gaza," merelokasi warga Palestina ke negara-negara tetangga, dan melakukan pembangunan kembali di kawasan pesisir tersebut.
Sementara itu, Netanyahu mengusulkan bahwa "Arab Saudi dapat mendirikan Negara Palestina di wilayah mereka, karena mereka memiliki cukup banyak lahan."
Pernyataan dari Trump dan Netanyahu telah memicu gelombang kecaman di tingkat regional dan internasional. Banyak negara menolak gagasan pemindahan paksa warga Palestina dari tanah mereka dan menegaskan kembali dukungan terhadap Solusi Dua Negara sebagai jalan keluar dari konflik berkepanjangan di kawasan. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Negara-Negara Timur Tengah Kecam Usulan Mendirikan Negara Palestina di Arab Saudi