Pelajar Lintas Ormas Serukan Persatuan dan Penolakan Tindak Kekerasan

Deklarasi pelajar lintas ormas serukan persatuan dan menolak tindak kekerasan. Istimewa.

Pelajar Lintas Ormas Serukan Persatuan dan Penolakan Tindak Kekerasan

Arga Sumantri • 2 September 2025 14:52

Jakarta: Organisasi yang tergabung dalam Poros Pelajar Indonesia menyampaikan sikap terkait situasi terkini bangsa. Pelajar Indonesia diajak terus menjaga persatuan bangsa.

Perkumpulan ini terdiri dari tujuh organisasi pelajar lintas ormas, yakni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Pelajar Islam Indonesia (PII), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Pelajar Persatuan Islam (IP Persis) serta Ikatan Pelajar Putri Persatuan Islam (IPP Persis).

"Kami ingin menegaskan bahwa pelajar tidak hanya menjadi saksi atas perjalanan bangsa, tetapi juga siap menjadi aktor penggerak perubahan yang damai dan konstruktif," kata perwakilan IPNU, Muh Agil Nuruzzaman, Selasa, 2 September 2025.

Setidaknya ada enam poin utama dalam pernyataan bersama ini. Pertama, meneguhkan komitmen kebangsaan dengan menjadikan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan persatuan.
 

Baca juga: Tokoh Lintas Agama di Jateng Serukan Kedamaian Tanpa Kekerasan

Kedua, mendorong pemerintah agar lebih berpihak pada kepentingan rakyat, terutama pendidikan, kesehatan, pangan, dan kesejahteraan sosial. Ketiga, mengingatkan pejabat publik untuk lebih peka, empati, dan bijaksana dalam bertutur kata maupun bertindak.

Keempat, menolak segala bentuk kekerasan, represivitas, dan penyalahgunaan kekuasaan yang merusak kepercayaan publik terhadap negara. Kelima, menyerukan terciptanya ruang dialog yang sehat dan partisipatif antara negara, masyarakat sipil, dan pelajar.

"Keenam, berkomitmen menjadi garda terdepan dalam menjaga moralitas, integritas, dan optimisme pelajar Indonesia sebagai penggerak perubahan konstruktif," beber Agil.

Agil mengungkapkan melalui pernyataan sikap ini, Poros Pelajar Indonesia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap tenang dan menjaga persatuan. Sekaligus, mengedepankan nilai keadilan, kemanusiaan, dan demokrasi demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

"Aspirasi harus disalurkan dengan cara yang bermartabat, bukan dengan perusakan atau kekerasan," ungkap Agil.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)