Kampung Industri Jadi Alternatif Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan

Ilustrasi. Foto: Dok Medcom.id

Kampung Industri Jadi Alternatif Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan

Eko Nordiansyah • 26 January 2025 18:13

Jakarta: Program Kampung Industri yang digagas Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) kini sudah menunjukkan geliatnya. Asprindo bekerja sama dan bersinergi dengan pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk mengakselerasi pengembangan Kampung Industri.

“Harapan kami, kedepan, Kampung Industri bisa menjadi program nasional yang mendukung pemerintah dalam upaya membangun ketahanan pangan,” kata Ketua Umum Asprindo Jose Rizal, dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 26 Januari 2025.

Di tingkat pusat, Asprindo sudah beraudiensi dengan berbagai kementrian untuk mendapatkan dukungan, di antaranya Menteri PPN/Bappenas, Menteri Kelautan dan Perikanan dan Menteri Desa dan PDT. Asprindo juga akan mengupayakan dukungan dari kementerian teknis lainnya dan pemerintah daerah. 

Di luar itu, Jose menyebut akan mencanangkan kerja sama dengan Perguruan Tinggi untuk mendapatkan tenaga ahli dan pendampingan. Ketua Dewan Pakar Asprindo Prof. Didin S Damanhuri yang juga guru besar IPB, telah menyiapkan tim pakar dari IPB untuk mengawal program ini.

“Karena berbasis akar rumput, Kampung Industri merupakan alternatif solusi bagi pemerintah, baik untuk ketahanan pangan maupun untuk pengentasan kemiskinan. Kami harus menjalankan ini kalau mau besar dan kompetitif. Karena selama ini pengusaha pribumi umumnya pengusaha kecil,” papar Jose. 

Kampung Industri adalah kawasan perkampungan yang menjadikan bisnis rumahan dan UMKM yang dikelola mayoritas penduduk, diarahkan menjadi kawasan ekosistem usaha yang terintegrasi, dengan melibatkan elemen masyarakat bersinergi dengan pengusaha anggota Asprindo di setiap wilayah. 

“Kunci Kampung industri adalah produk unggulan setiap wilayah, gotong royong dalam pengadaan sumber daya, dioperasikan secara profesional, dengan kemanfaatan win-win di antara seluruh elemen yang terlibat,” ungkap Jose.
 

Baca juga: 

Kampung Industri Bisa Jadi Solusi Ketahanan Ekonomi Nasional



(Ilustrasi pertanian. MI/Ramdani)

Peran strategis

Terpisah, Sekretaris Jenderal Asprindo, Ana Mustamin menjelaskan, peran strategis yang akan dijalankan Asprindo pada setiap rintisan Kampung Industri. Pertama, menciptakan nilai tambah (market value creation). Untuk bidang pertanian misalnya, Asprindo menggagas Food Ingredients Industry. 

“Mengumpulkan dan mengelola hasil pertanian dalam satu kawasan untuk kepentingan produk antara, seperti food ingredients sebetulnya tidak sulit. Hanya dibutuhkan kemauan dan sedikit usaha melakukan penyortiran dan pengemasan,” jelasnya. 

Pengusaha Asprindo sudah ada yang menjalankan usaha dengan mendirikan pabrik food ingredients, teknologi terapan diciptakan sendiri, dan dengan kebutuhan bahan baku dan jaringan pasar yang sudah sangat besar. Usaha ini mengurangi ketergantungan impor, sekaligus menjamin hasil panen petani terserap. 

“Pengurus DPW Asprindo di seluruh Indonesia bisa menjalankan usaha ini, minimal sebagai pemasok bahan baku hasil pertanian yang sudah siap olah di pabrikan. Ini jika mereka tidak mampu mendirikan pabrik food ingredients sendiri. Kuncinya hanya kemauan dan konsistensi,” papar Ana. 

Kedua, Asprindo menerapkan Parenting Style dengan memberikan pendampingan manajemen kepada unit-unit usaha DPW Asprindo. Kalau perlu dibentuk holding company, dan seluruh unit usaha di bawah Asprindo menjadi subsidiaries sehingga strategi korporasi dan strategi bisnisnya terarah. 

Ketiga, mengawal operasional dan menetapkan parameter keberhasilan. Kampung Industri diharapkan bisa mencapai otomatisasi proses bisnis, memiliki keselarasan tujuan usaha, proses digitalisasi dan layanan yang kompetitif, mampu comply dengan regulasi, dan kemampuan beradaptasi dengan pasar. 

“Ini adalah kelemahan umum UMKM di luar aspek permodalan. Mereka tidak bisa menjaga kesinambungan usaha, dan tidak punya quality control yang persisten. Ini kerja besar bagi Asprindo dan butuh proses panjang. Tapi kami berharap, dengan dukungan pengusaha pribumi bisa bangkit,” papar Ana.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)