Gedung Bank Indonesia. Foto: dok Istimewa.
Husen Miftahudin • 21 August 2025 13:16
Jakarta: Bank Indonesia (BI) menyampaikan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II-2025 tetap terjaga. Defisit transaksi berjalan tercatat rendah di tengah perlambatan ekonomi global dan harga komoditas. Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat defisit yang terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Dengan perkembangan tersebut, NPI pada kuartal II-2025 mencatat defisit USD6,7 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2025 tetap tinggi sebesar USD152,6 miliar, atau setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Transaksi berjalan mencatat defisit yang rendah. Pada kuartal II-2025, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar USD3,0 miliar atau setara dengan 0,8 persen dari produk domestik bruto (PDB), lebih tinggi dibandingkan dengan defisit USD0,2 miliar atau setara 0,1 persen dari PDB pada kuartal I-2025.
"Neraca perdagangan nonmigas tetap membukukan surplus, meski lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan harga komoditas," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan melalui siaran pers, Kamis, 21 Agustus 2025.
Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas menurun sejalan dengan harga minyak global yang lebih rendah. Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya, seiring dengan kenaikan pembayaran dividen dan bunga/kupon sesuai pola triwulanan. Surplus neraca pendapatan sekunder meningkat dipengaruhi kenaikan hibah dan remitansi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri.
Kinerja transaksi modal dan finansial tetap terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. Investasi langsung membukukan peningkatan surplus dibandingkan kuartal I-2025 sebagai cerminan dari terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian dan iklim investasi domestik.
Baca juga: Cadangan Devisa Anjlok, Gara-gara Bayar Utang dan Stabilisasi Rupiah |