Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum. (Anadolu Agency)
Meksiko: Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum meyakini bahwa negaranya telah berhasil menghindari ancaman tarif impor dari Amerika Serikat (AS), setidaknya untuk sementara waktu.
Pernyataan ini disampaikan dalam pidatonya di hadapan ratusan ribu pendukung yang berkumpul di Mexico City pada Minggu kemarin, setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menunda penerapan tarif 25 persen terhadap produk asal Meksiko.
Trump sebelumnya mengancam akan memberlakukan tarif tersebut atas impor dari Meksiko, yang mencakup 80 persen dari total ekspor negara itu ke AS.
Namun, dalam keputusan yang diumumkan di hari Kamis, ia kembali menunda kebijakan tersebut dengan alasan menghormati Sheinbaum dan hubungan baik antar kedua negara.
Dalam aksi massa yang dihadiri sekitar 350.000 orang, menurut otoritas setempat, Sheinbaum menyampaikan optimismenya terkait masa depan hubungan perdagangan dengan AS, seraya menegaskan bahwa Meksiko tidak akan mengorbankan kedaulatan demi kepentingan negara lain.
Tidak Tinggal Diam
Awalnya, acara ini dirancang sebagai pengumuman langkah-langkah perdagangan yang akan diambil Meksiko jika Trump tetap menjalankan ancaman tarifnya.
Namun, dengan adanya penundaan dari Washington, Sheinbaum menjadikan kesempatan ini untuk menyampaikan apresiasi atas dialog yang tetap terjalin antara kedua negara. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa Meksiko tidak akan tinggal diam jika ada kebijakan yang merugikan rakyatnya.
"Kita berkumpul hari ini untuk merayakan karena dalam hubungan dengan Amerika Serikat, dialog dan rasa saling menghormati tetap menjadi prinsip utama," ujarnya di hadapan massa yang memadati Zocalo, alun-alun utama ibu kota, seperti dilansir Digital Journal, Senin, 10 Maret 2025..
Ia juga menegaskan bahwa Meksiko tidak boleh mengorbankan kedaulatan dan kepentingan rakyatnya akibat keputusan sepihak dari pemerintahan asing. Jika ada tindakan yang merugikan, Meksiko akan segera mengambil langkah yang diperlukan.
Ancaman tarif dari AS tidak hanya berisiko mengguncang perekonomian Meksiko tetapi juga dapat berdampak luas pada rantai pasokan di seluruh kawasan Amerika Utara yang tergabung dalam perjanjian dagang USMCA (Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada).
Hubungan Meksiko-AS
Para ekonom memperingatkan bahwa jika tarif diberlakukan, Meksiko bisa jatuh ke dalam resesi, sementara industri di AS juga akan terkena dampaknya.
Trump berdalih bahwa kebijakan tarifnya bertujuan untuk mengoreksi ketidakseimbangan perdagangan antara AS dengan Meksiko dan Kanada. Ia juga menuding kedua negara gagal mengatasi imigrasi ilegal serta perdagangan narkoba, khususnya penyelundupan fentanyl, opioid sintetis yang menjadi penyebab ribuan kematian di AS setiap tahunnya.
Menanggapi hal ini, Sheinbaum memaparkan data dari otoritas AS yang menunjukkan bahwa jumlah fentanyl yang masuk ke AS melalui perbatasan sepanjang 3.100 kilometer telah berkurang hingga 50 persen dalam periode Oktober 2024 hingga Januari 2025 berkat operasi penegakan hukum Meksiko.
Ia menegaskan bahwa Meksiko akan terus bekerja sama untuk memerangi penyelundupan ini atas dasar kemanusiaan, sembari mengingatkan bahwa AS juga memiliki kewajiban untuk mengendalikan peredaran senjata ilegal ke Meksiko yang sering dimanfaatkan oleh kelompok kriminal.
Sementara Trump telah menetapkan 2 April sebagai tanggal dimulainya kebijakan tarif timbal balik terhadap berbagai negara, Sheinbaum tetap optimistis bahwa Meksiko dapat menghindari dampak buruk dari kebijakan tersebut. Ia meyakini bahwa pada tanggal tersebut, tarif itu tidak perlu diterapkan terhadap Meksiko mengingat sebagian besar produk ekspor negara itu telah tercakup dalam perjanjian USMCA.
Di tengah ketidakpastian hubungan perdagangan antara kedua negara, pernyataan Sheinbaum mencerminkan upaya Meksiko untuk tetap menjaga kestabilan ekonomi sambil mempertahankan kedaulatannya di panggung internasional. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga:
Trump Akui Tarif Impor Sebabkan 'Sedikit Gangguan'