Termasuk Indonesia, Trump Ancam Tambah Tarif 10% untuk Negara Anggota BRICS

Presiden Donald Trump mencium bendera AS. (Erik S Lesser/EPA)

Termasuk Indonesia, Trump Ancam Tambah Tarif 10% untuk Negara Anggota BRICS

Riza Aslam Khaeron • 7 July 2025 13:12

Washington DC: Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, kembali mengancam akan memberikan tarif kepada anggota-anggota BRICS termasuk Indonesia ditengah digelarnya acara KTT BRICS di Brasil pada Senin, 7 Juli 2025.

"Setiap negara yang bersekutu dengan kebijakan anti-Amerika dari BRICS akan dikenakan tambahan tarif 10 persen. Tidak ada pengecualian untuk kebijakan ini. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!" ucap Trump. 

BRICS merupakan sebuah blok ekonomi yang kini beranggotakan Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, dan telah meluas dengan keanggotaan baru, termasuk Indonesia, Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Ethiopia.

Ini bukan pertama kalinya Presiden AS tersebut mengancam negara-negara BRICS dengan Tarif, hal yang sama sebelumnya dilontarkan Trump pada Desember 2024.

"Kami menuntut komitmen dari negara-negara ini untuk tidak membuat mata uang BRICS baru atau mendukung mata uang lain sebagai pengganti dolar Amerika yang kuat, atau mereka akan dikenakan tarif 100 persen dan harus siap mengucapkan selamat tinggal pada akses menjual ke ekonomi Amerika yang luar biasa," tulis Trump di platform media sosial Truth Social miliknya, Desember 2024.

Pada hari Minggu, para pemimpin BRICS mengecam keras kebijakan tarif Trump yang dinilai sepihak dan tidak sesuai aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
 

Baca Juga:
Negara-Negara BRICS Kecam Tarif Donald Trump di Pertemuan Rio

"Kami menyuarakan keprihatinan serius atas meningkatnya tindakan tarif dan non-tarif sepihak yang mendistorsi perdagangan dan tidak konsisten dengan aturan WTO," demikian pernyataan gabungan para pemimpin negara anggota BRICS, melansir France24, 6 Juli 2025.

Mereka memperingatkan bahwa kebijakan seperti yang diusung Trump "mengancam semakin menurunkan volume perdagangan global" dan "mempengaruhi prospek pembangunan ekonomi dunia." Draf pernyataan puncak KTT menegaskan komitmen negara-negara berkembang untuk mempertahankan rezim perdagangan multilateral dan menolak proteksionisme sepihak.

Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, selaku tuan rumah, menegaskan bahwa adalah tugas para negara berkembang untuk menghadapi proteksionisme.

"Menghadapi kebangkitan proteksionisme, sudah menjadi tugas negara-negara berkembang untuk membela rezim perdagangan multilateral dan mereformasi arsitektur keuangan internasional," ujar Lula. Ia menyampaikan bahwa negara berkembang kini harus menjadi garda terdepan dalam menjaga keterbukaan dan keadilan perdagangan global.

Dengan Indonesia kini resmi menjadi anggota BRICS, ancaman tarif dari Amerika Serikat turut menjadi perhatian nasional. Kebijakan ini berpotensi berdampak langsung terhadap ekspor Indonesia ke Amerika, serta mempengaruhi posisi tawar Indonesia dalam forum-forum ekonomi internasional.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)