Hafiz Saeed. (EPA)
Jakarta: Rabu dini hari, 7 Mei 2025, India melancarkan Operasi Sindoor dengan menghantam sembilan lokasi kamp militan di Pakistan dan Pakistan-Occupied Kashmir. Salah satu target utama adalah markas Lashkar-e-Taiba (LeT) di Muridke, Punjab.
Serangan ini merupakan balasan atas insiden berdarah di Pahalgam yang menewaskan 26 warga sipil, termasuk turis asal Nepal. Kelompok militan The Resistance Front (TRF) mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun India menuding TRF hanyalah kedok baru dari LeT yang bertujuan menyamarkan keterlibatan langsung Pakistan.
Dalam konferensi pers khusus yang digelar Kementerian Luar Negeri India hari ini, Sekretaris Luar Negeri Vikram Misri menyampaikan bahwa, "hari ini, India menjalankan haknya untuk merespons dan mencegah serangan lintas batas." Ia menambahkan bahwa tindakan ini bersifat "terukur, tidak eskalatif, proporsional, dan bertanggung jawab."
Salah satu nama yang kembali mencuat sebagai tokoh sentral di balik jaringan militan tersebut adalah Hafiz Saeed. Pemimpin Lashkar-e-Taiba itu disebut memiliki keterlibatan langsung melalui kamp pelatihan dan fasilitas rekrutmen yang dihantam dalam operasi.
Lalu, siapakah Hafiz Saeed dan bagaimana perannya dalam ketegangan India-Pakistan selama dua dekade terakhir? Berikut ulasannya.
Latar Belakang dan Karier Awal
Hafiz Muhammad Saeed lahir pada 5 Juni 1950 di Sargodha, Punjab, Pakistan. Ia berasal dari keluarga religius dan mulai menghafal Al-Qur’an sejak usia sembilan tahun. Pendidikan tingginya ia tempuh di University of the Punjab dan King Saud University di Riyadh, Arab Saudi, tempat ia meraih medali emas dan mengajar sebagai dosen.
Selama di Saudi, ia terpengaruh oleh ideologi Salafi dan belajar dari ulama-ulama seperti al-Uthaymin dan Ibn Baz.
Saeed sangat dipengaruhi oleh paman sekaligus mertuanya, Hafiz Abdullah Bahawalpuri, seorang ulama Ahl-i Hadith yang meyakini bahwa jihad dan syahid adalah bentuk tertinggi dari ibadah. Ia juga menjabat sebagai anggota Dewan Ideologi Islam di masa Jenderal Zia-ul-Haq.
Pada 1987, Saeed bersama Abdullah Azzam dan Prof. Zafar Iqbal mendirikan Markaz Dawa-Wal-Irshad, yang kemudian melahirkan Lashkar-e-Taiba (LeT). LeT menjadi salah satu kelompok militan paling aktif di Pakistan dengan sasaran utama wilayah Kashmir yang dikuasai India. Kelompok ini bertanggung jawab atas berbagai aksi teror, termasuk:
- Serangan terhadap Parlemen India tahun 2001;
- Serangan kereta di Mumbai tahun 2006;
- Serangan Mumbai 2008 yang menewaskan 166 orang, termasuk 6 warga AS;
- Serangkaian penyerangan terhadap pos militer India di sepanjang Line of Control.
Saeed juga pernah melakukan kunjungan ke AS pada 1994 dan berbicara di berbagai pusat Islam di Houston, Chicago, dan Boston. Meski menyebut dirinya tidak bersalah, ia menjadi simbol retorika anti-India dan terus menyuarakan jihad untuk Kashmir sebagai "kewajiban umat Islam."
Dituduh Dalang Teror dan Sanksi Internasional
Lashkar-e-Taiba menjadi terkenal secara internasional setelah dituduh sebagai dalang serangan Mumbai 2008 yang menewaskan 166 orang. Atas dugaan peranannya, Hafiz Saeed dimasukkan dalam daftar teroris global oleh Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, dan beberapa negara lainnya. Pemerintah AS bahkan menetapkan hadiah sebesar USD 10 juta bagi siapa pun yang bisa memberikan informasi keberadaannya.
Meski berkali-kali ditahan oleh otoritas Pakistan, termasuk pada 2019 dan dijatuhi total hukuman 36,5 tahun penjara karena pendanaan teror, hasil investigasi
India Today menyebut bahwa ia tinggal di kompleks mewah dengan pengamanan tinggi di Lahore.
Saeed memimpin organisasi Jamaat-ud-Dawa (JuD), yang dianggap sebagai kedok bagi LeT. Menurut laporan IndiaTV pada 7 Mei 2025, kamp pelatihan LeT di Muridke yang menjadi target serangan India disebut sebagai pusat utama pelatihan dan rekrutmen kader militan. Selain JuD, ia juga terhubung dengan lembaga seperti Difa-e-Pakistan Council dan Falah-e-Insaniat Foundation.
Putranya, Talha Saeed, diketahui menjabat sebagai wakil pemimpin LeT dan bertanggung jawab atas pendanaan kelompok tersebut. Pada 5 Mei 2025, Talha mengatakan dalam aksi di Lahore bahwa "Modi ingin membunuh ayah saya," dan menyebut serangan Pahalgam sebagai "drama buatan Modi." Ia juga mengancam, "Modi, kalau kamu menutup air kami, kami akan menutup napasmu," mengutip India Today.
Pada 2021, kediaman Hafiz Saeed di Lahore menjadi target serangan bom yang menewaskan tiga orang.
Pandangan Ideologis dan Tanggapan terhadap Tuduhan
Saeed secara terbuka menolak keterlibatan dalam serangan Mumbai dan menyatakan kesediaannya diadili di pengadilan Amerika.
"Saya hidup secara terbuka. AS bisa menghubungi saya kapan saja," ujarnya dalam sebuah konferensi pers. Namun ia juga menegaskan bahwa jihad adalah bagian dari perjuangan rakyat Kashmir yang harus didukung oleh pemerintah Pakistan.
Amerika Serikat secara eksplisit menyebut bahwa Hafiz Saeed, meski telah dijatuhi hukuman oleh pengadilan antiterorisme Pakistan pada tahun 2020, tetap dicari karena sistem hukum Pakistan sebelumnya beberapa kali membebaskan tokoh LeT.
Departemen Keuangan AS menetapkannya sebagai Teroris Global yang Ditandai Secara Khusus sejak 27 Mei 2008, dan semua warga AS dilarang terlibat transaksi apa pun dengannya. Selain itu, siapa pun yang secara sadar menyediakan dukungan untuk LeT dinyatakan melanggar hukum pidana internasional.
Meski telah berkali-kali ditahan dan dijatuhi hukuman, eksistensi Hafiz Saeed dan kelompok LeT masih dipandang sebagai ancaman serius oleh India. Operasi Sindoor menunjukkan komitmen India untuk membalas dan mencegah teror lintas batas, serta menargetkan para tokoh yang dianggap bertanggung jawab secara langsung.
Hafiz Saeed, dengan pengaruh dan jaringan organisasinya, tetap menjadi simbol militansi yang membayangi stabilitas Asia Selatan.