Harga Emas Melonjak Gegara Tensi Geopolitik dan Tarif Impor Trump

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Harga Emas Melonjak Gegara Tensi Geopolitik dan Tarif Impor Trump

Husen Miftahudin • 7 January 2025 13:43

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) menunjukkan pergerakan fluktuatif di awal minggu perdagangan pertama 2025. Pada Senin (6/1), harga emas sempat melemah hingga USD2.626 setelah lonjakan signifikan yang terjadi di awal tahun.

Namun, pada Selasa (7/1), harga kembali melonjak ke USD2.640, didorong oleh sentimen geopolitik dan prospek tarif impor universal yang sedang dipertimbangkan Presiden terpilih Donald Trump.

Analisis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan secara teknikal, berdasarkan kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average, tren bullish kembali terbentuk pada pasangan XAU/USD.

"Proyeksi pergerakan harga hari ini menunjukkan potensi kenaikan hingga USD2.645. Namun, jika harga mengalami pembalikan arah (reversal), target penurunan terdekat berada di USD2.622," ujar Andy dikutip dari analisis hariannya, Selasa, 7 Januari 2025.

Menurutnya, Indikator Moving Average menunjukkan sinyal positif, mengindikasikan pembeli masih mendominasi pasar emas. Namun, kondisi ini tetap rentan terhadap fluktuasi akibat dinamika berita geopolitik dan rilis data ekonomi mendatang.

Sentimen pasar emas dipengaruhi oleh berbagai berita penting. Salah satu penggerak utama adalah laporan dari Washington Post yang menyebutkan Presiden terpilih Donald Trump sedang mempertimbangkan tarif universal untuk barang-barang impor penting.

"Kebijakan ini berpotensi menambah ketidakpastian ekonomi global dan memicu lonjakan permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas," papar dia.
 

Baca juga: Ini Daftar Terbaru Harga Emas Antam, UBS, hingga Galeri 24 di Pegadaian
 

Menanti arah kebijakan moneter Fed


Selain itu, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menarik perhatian setelah memutuskan untuk bertemu Donald Trump secara independen, menunjukkan perpecahan dalam sikap bersama Uni Eropa. Di sisi lain, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dikabarkan akan mengundurkan diri pekan ini, menambah dinamika politik yang memengaruhi pasar.

Pasar emas juga tengah menantikan data Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang akan dirilis pada Jumat. Data ini menjadi acuan penting bagi Federal Reserve untuk menentukan arah kebijakan moneternya.

Saat ini, CME FedWatch Tool menunjukkan probabilitas rendah (10 persen) akan adanya penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Januari. Namun, ketidakpastian tetap tinggi, terutama menjelang pelantikan Donald Trump pada 20 Januari.

Imbal hasil obligasi AS 10-tahun, yang sempat mencapai 4,639 persen minggu lalu, turun ke level 4,62 persen pada Senin. Penurunan imbal hasil ini memberikan sedikit dukungan bagi harga emas. Namun, ekspektasi kebijakan suku bunga The Fed yang tetap bergantung pada data memberikan tekanan pada pergerakan emas jangka pendek.


(Ilustrasi, pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)

Secara keseluruhan, emas masih menunjukkan tren bullish yang solid didukung oleh ketidakpastian geopolitik dan rencana kebijakan tarif global Presiden terpilih Donald Trump.

Kombinasi faktor fundamental dan teknikal memberikan peluang bagi emas untuk bergerak naik ke level USD2.645. Namun, para trader juga perlu waspada terhadap potensi koreksi harga hingga USD2.622 jika terjadi reversal.

"Pasar akan terus memantau perkembangan data ekonomi global, terutama rilis Nonfarm Payrolls AS dan kebijakan Federal Reserve, yang kemungkinan besar akan menjadi penggerak utama harga emas dalam waktu dekat," tutup Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)