Ilustrasi. Medcom.id.
Indriyani Astuti • 12 January 2025 21:55
Jakarta: Ketimpangan distribusi tenaga medis, fasilitas kesehatan, hingga penyalahgunaan obat-obatan masih menjadi tantangan besar. Masalah ini berdampak luas, terutama di daerah terpencil yang minim akses layanan kesehatan.
"Sebanyak 60 persen apoteker terkonsentrasi di Pulau Jawa, sementara sisanya tersebar di seluruh Indonesia. Pola ini juga terlihat di tingkat provinsi, mayoritas apoteker praktik di ibu kota dibandingkan kabupaten atau kota lainnya," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Noffendri Roestam, dikutip Minggu, 12 Januari 2025.
Hingga Oktober 2024, Indonesia tercatat memiliki 106 ribu apoteker, tetapi distribusi yang tidak merata menghambat layanan kesehatan di banyak wilayah. Ia menyebut ada sekitar 12 ribu apoteker baru lulus dari 70 perguruan tinggi farmasi di Indonesia setiap tahun. Namun, tanpa insentif pemerintah untuk mendorong mereka mengabdi di daerah terpencil, pemerataan tenaga kesehatan tetap menjadi tantangan.
"Kita berharap apoteker tidak hanya praktik di kota besar, tetapi juga menjangkau daerah yang membutuhkan," ungkapnya.
Baca juga: Pemerintah Kebut Pembangunan Rumah Sakit di Daerah 3T |