Bangkai kapal kargo Inggris Thistlegorm, yang karam sejak Perang Dunia II. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 17 September 2025 20:10
Istanbul: Bangkai kapal kargo Inggris Thistlegorm, yang karam sejak Perang Dunia II, kini menjadi situs menyelam ikonik dan “kapsul waktu” bawah laut yang menyimpan jejak sejarah 84 tahun.
Terletak sekitar 40 kilometer sebelah barat Sharm El-Sheikh di Laut Merah, bangkai ini menarik ratusan penyelam setiap hari antara 150 hingga 200 orang.
Rekaman yang diambil oleh kamera Anadolu menawarkan sekilas gambaran dunia bawah laut Thistlegorm yang secara historis menghantui namun memesona.
Di bawah laut, bangkai kapal ini menyimpan berbagai artefak perang yang menakjubkan: kendaraan lapis baja, torpedo, jip, senapan, sepeda motor BSA dan Norton yang dirancang untuk pertempuran gurun, hingga gerbong kereta.
Jika dulu kargo ini diperuntukkan bagi pasukan Sekutu, kini semuanya berubah menjadi terumbu karang buatan yang menjadi tempat perlindungan bagi beragam biota laut. Mulai dari senjata anti pesawat hingga rangka sepeda motor, seluruh bagian kapal kini dikuasai oleh alam.
Ikan-ikan berwarna oranye, kuning, merah muda, dan berbagai jenis lainnya berenang bersama di antara terumbu karang berwarna-warni, menjadikan Thistlegorm sebagai habitat baru yang mencerminkan kekayaan ekosistem Laut Merah.
Selain ikan-ikan yang biasa menghuni bangkai kapal seperti ikan buaya dan ikan kakatua, kawasan ini juga dihuni oleh ikan bidadari serta penyu tempayan (Caretta caretta).
Thistlegorm, dengan 49 awak termasuk sembilan perwira senior Inggris, memulai pelayaran terakhirnya dari Glasgow pada 2 Juni 1941 menuju Alexandria, Mesir.
Membawa sejumlah besar perbekalan berharga termasuk kendaraan, truk, sepeda, suku cadang pesawat, gerbong kereta api, dan lokomotif lainnya untuk dikirimkan ke sekutu, kapal tersebut tenggelam pada pelayaran keempat dan terakhirnya.
Saat berlabuh di dekat Terusan Suez pada dini hari 6 Oktober 1941, kapal tersebut menjadi sasaran udara mendadak saat pesawat pengebom Jerman yang terbang dari Kreta melancarkan serangan udara mendadak.
Serangan bom itu menimbulkan kebakaran hebat yang dengan cepat merembet hingga memicu ledakan amunisi di palka. Ledakan dahsyat tersebut membuat Thistlegorm terbelah dua dan tenggelam dalam waktu kurang dari satu menit, jatuh ke dasar laut dengan posisi berbentuk huruf V pada kedalaman 32 meter.
Dalam serangan udara itu, lima personel Angkatan Laut Kerajaan dan empat pelaut tewas, sementara awak lainnya berhasil menyelamatkan diri sebelum kapal sepenuhnya terbakar dan karam.
Hantaman ledakan yang meruntuhkan sebagian besar bagian tengah kapal justru membuat bangkai Thistlegorm lebih mudah dijelajahi penyelam.
Dengan panjang 130 meter dan lebar 18 meter, kapal ini ditemukan kembali pada awal 1950-an oleh peneliti kelautan asal Prancis, Jacques-Yves Cousteau.
Meskipun demikian, situs tersebut tidak lagi menjadi perhatian public hingga tahun 1990-an ketika kebangkitan Sharm El-Sheikh sebagai tujuan menyelam membuat Thistlegorm kembali menjadi pusat perhatian.
Perhatian semakin meningkat, Thistlegorm berjuang melawan waktu, meningkatnya jumlah penyelam dan kapal yang mengunjungi bangkai kapal tersebut meningkatkan kekhawatiran tentang kerusakan yang ditimbulkan pada bangkai kapal dan reliknya.
(Muhammad Fauzan)