Gedung Capitol di Washington yang menjadi lambang jalannya roda pemerintahan Amerika Serikat. Foto: Anadolu
Jakarta: Kebuntuan politik antara Partai Republik dan Partai Demokrat kembali menyebabkan penutupan pemerintahan (government shutdown) terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat.
Meskipun kesepakatan awal untuk mengakhiri krisis ini telah disetujui oleh Senat Amerika Serikat pada 9 November, pemerintahan belum sepenuhnya dibuka kembali. Ribuan layanan publik masih terhenti, jutaan pegawai tidak digaji, dan perekonomian Amerika ikut terguncang.
Mengapa Pemerintah Amerika Serikat Shutdown?
Penutupan ini bermula karena kedua partai gagal mencapai kesepakatan anggaran yang harus disahkan sebelum 1 Oktober, ketika anggaran federal sebelumnya berakhir. Dalam sistem pemerintahan Amerika Serikat, Kongres wajib menyetujui rencana belanja negara dan mengirimkannya kepada presiden untuk disahkan menjadi undang-undang.
Partai Republik, yang menguasai dua kamar Kongres, tidak memiliki cukup suara di Senat untuk meloloskan rancangan anggaran tanpa dukungan Partai Demokrat.
Sementara itu, Partai Demokrat menolak rancangan tersebut karena tidak mencakup perpanjangan insentif pajak untuk asuransi kesehatan dan menentang pemotongan dana program Medicaid, layanan kesehatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, lanjut usia, dan penyandang disabilitas.
Rancangan darurat untuk mencegah penutupan sempat disetujui di Dewan Perwakilan (
House of Representatives), tetapi gagal di Senat. Akibatnya, pada 1 Oktober pemerintah resmi menghentikan sebagian besar operasionalnya untuk pertama kalinya dalam hampir tujuh tahun.
Kapan Shutdown Akan Berakhir?
Setelah lebih dari 40 hari kebuntuan, Senat akhirnya meloloskan kesepakatan awal pada 9 November. Langkah ini membuka harapan baru untuk mengakhiri krisis yang telah memengaruhi jutaan warga Amerika.
Kesepakatan tersebut muncul setelah serangkaian negosiasi akhir pekan di Washington, ketika sebagian anggota Demokrat memilih mendukung usulan Republik untuk mencapai batas minimal 60 suara yang dibutuhkan.
Namun, hasil pemungutan suara ini baru merupakan langkah prosedural awal. RUU tersebut masih harus disetujui oleh Dewan Perwakilan Amerika Serikat dan ditandatangani oleh Presiden Donald Trump sebelum pemerintahan benar-benar dibuka kembali. Kesepakatan itu juga hanya menjamin pendanaan hingga Januari 2026, yang berarti potensi kebuntuan bisa terulang ketika anggaran kembali dibahas pada akhir tahun depan.
Layanan Pemerintah yang Terhenti dan yang Tetap Berjalan
Tidak semua aktivitas pemerintahan berhenti selama penutupan. Layanan yang dianggap esensial seperti keamanan perbatasan, penegakan hukum, dan pelayanan medis tetap berjalan, meskipun pegawainya tidak menerima gaji. Kantor pos juga tetap beroperasi karena tidak bergantung pada pendanaan Kongres.
Namun, banyak sektor lain lumpuh. Ribuan penerbangan dibatalkan atau ditunda karena kekurangan pengatur lalu lintas udara yang bekerja tanpa bayaran. Departemen Transportasi memperkirakan penurunan hingga 10% dari seluruh penerbangan domestik. Beberapa taman nasional, museum, dan sekolah prasekolah ditutup sementara, termasuk Alcatraz Island dan Washington Monument.
Program bantuan pangan SNAP juga kehabisan dana, sehingga puluhan juta warga berpenghasilan rendah terancam kehilangan akses terhadap kebutuhan pokok. Meski begitu, kesepakatan Senat pada 9 November menjamin pendanaan program tersebut hingga September 2026.
Respons Gedung Putih
Berbeda dari situasi serupa di masa lalu, pemerintahan Trump tampak tidak terburu-buru mengakhiri penutupan ini. Presiden Trump bahkan menegaskan bahwa ia akan menggunakan momen shutdown untuk memangkas ukuran pemerintahan federal secara permanen.
“Kami akan memberhentikan banyak orang,” ujarnya pada 30 September, sehari sebelum shutdown dimulai.
Sejak Januari, administrasi Trump telah memangkas belanja negara dan memecat ribuan pegawai negeri. Upaya memberhentikan sekitar 4.000 pegawai sempat diblokir pengadilan federal, namun pemerintah mengajukan banding.
Selain itu, Gedung Putih memperingatkan bahwa pegawai “non-esensial” yang dirumahkan bisa saja tidak menerima gaji tertunggak setelah shutdown berakhir, kecuali kesepakatan anggaran baru disahkan.
Dampak terhadap Ekonomi Amerika Serikat
Dampak ekonomi dari shutdown biasanya bersifat sementara, tetapi tetap menimbulkan kerugian besar. Setiap minggu shutdown diperkirakan mengurangi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1–0,2%, atau setara dengan kerugian USD15 miliar per minggu.
Proses pengajuan izin usaha, pinjaman, dan kontrak pemerintah tertunda, sementara perusahaan kecil yang menjadi kontraktor negara kehilangan pemasukan tanpa jaminan ganti rugi.
Selain itu, penundaan publikasi data ekonomi penting seperti laporan ketenagakerjaan menambah ketidakpastian bagi pembuat kebijakan. Para analis khawatir, jika penutupan berlangsung lebih lama, dampaknya akan semakin sulit diperbaiki dan berpotensi mengganggu belanja masyarakat menjelang musim liburan akhir tahun.
Penutupan pemerintahan di Amerika Serikat bukan hal baru, tetapi krisis kali ini menunjukkan seberapa dalam perpecahan politik di Washington. Dengan ekonomi dan kehidupan publik yang terganggu, peristiwa ini menjadi pengingat bahwa ketidakmampuan mencapai kompromi politik dapat berdampak langsung pada rakyat.
Meskipun kesepakatan awal telah dicapai, stabilitas pemerintah masih bergantung pada kemauan kedua partai untuk bekerja sama, bukan saling menjatuhkan.
(Keysa Qanita)