Houthi Klaim Telah Dua Kali Serang Kapal Induk AS

Pesawat jet tempur terlihat berada di kapal induk AS yang menjalankan misi melawan Houthi di Yaman. (CENTCOM)

Houthi Klaim Telah Dua Kali Serang Kapal Induk AS

Willy Haryono • 17 March 2025 14:18

Sanaa: Pemberontak Houthi asal Yaman mengklaim telah dua kali menyerang kelompok kapal induk Amerika Serikat dalam 24 jam terakhir hingga Senin, 17 Maret 2025. Houthi menyebut serangan ini sebagai pembalasan atas operasi mematikan AS di Yaman pada akhir pekan kemarin.

Houthi awalnya mengatakan mereka telah meluncurkan 18 rudal dan sebuah pesawat nirawak (drone) ke "kapal induk USS Harry Truman dan kapal perang pendampingnya" di Laut Merah, sebelum beberapa jam kemudian mengklaim telah melancarkan serangan gelombang kedua.

Mengutip dari Hurriyet Daily, sejauh ini tidak ada komentar langsung dari Amerika Serikat tentang serangan yang diklaim Houthi.

Dalam sebuah pernyataan yang diunggah ke Telegram di hari Senin, seorang juru bicara Houthi mengatakan serangan terhadap kelompok kapal induk AS itu “merupakan pembalasan atas agresi Amerika yang berkelanjutan terhadap negara kita."

Washington telah bersumpah untuk terus menyerang Yaman sampai Houthi berhenti menyerang kapal-kapal pengiriman di Laut Merah. Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa dirinya akan menggunakan "kekuatan mematikan luar biasa" terhadap Houthi.

Kementerian Kesehatan Houthi mengatakan bahwa sejumlah perempuan dan anak-anak termasuk di antara 53 kematian dan 98 korban luka dalam serangan AS di Yaman pada hari Sabtu.

Media Houthi melaporkan lebih banyak ledakan pada Minggu malam, menuduh AS menargetkan pabrik pemintalan kapas di wilayah barat Hodeida serta Galaxy Leader, sebuah kapal Israel yang ditangkap lebih dari setahun lalu.

Pemimpin Houthi Abdulmalik al-Houthi menyerukan kepada warga Yaman untuk berbaris dan bersatu pada hari Senin sebagai bentuk perlawanan.

Menanggapi eskalasi terbaru di sepanjang rute perdagangan maritim, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mendesak kedua belah pihak untuk "menghentikan semua aktivitas militer."

Kelompok Houthi yang didukung Iran, yang menguasai sebagian besar negara termiskin di Jazirah Arab itu, telah menyerang Israel dan pengiriman barang di Laut Merah selama perang Gaza, dengan mengklaim bertindak sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.

Sebelum serangan terhadap kelompok kapal induk AS akhir pekan ini, Houthi tidak pernah mengklaim serangan di Laut Merah dan Teluk Aden sejak 19 Januari, ketika gencatan senjata dimulai di Jalur Gaza.

Kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka meluncurkan kembali serangannya atas penghentian bantuan kemanusiaan Israel ke Gaza, dan akan "beralih ke opsi eskalasi tambahan" jika "agresi Amerika terhadap negara kami berlanjut."

Baca juga:  AS Akan Terus Gempur Yaman hingga Houthi Hentikan Serangan di Laut Merah

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)