Modifikasi Cuaca Jakarta Dimaksimalkan, Warga Diimbau Waspada Peningkatan Curah Hujan

Jakarta: Operasi modifikasi cuaca (OMC) hari kelima kembali dilakukan pada Sabtu, 15 Maret 2025. Operasi dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), TNI AU, dan PT Rekayasa Atmosphere Indonesia (RAI).

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo menjelaskan berdasarkan pantauan citra radar BMKG hujan terdeteksi terjadi di wilayah sekitar Jakarta Timur. 

"BMKG mengeluarkan prediksi cuaca dalam periode tiga jam, salah satunya pada pukul 16.00 hingga 19.00 WIB, terdapat potensi curah hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di wilayah DKI Jakarta," kata Budi dalam keterangannya, Sabtu, 15 Maret 2025.

Sementara itu, pada 16 Maret 2025, hujan diperkirakan turun pada sore hingga malam hari. Ia menyatakan adanya peningkatan potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat pada 16-18 Maret 2025 di wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. 

"Berdasarkan prediksi hujan harian, esok hingga tiga hari ke depan cenderung mengalami peningkatan intensitas curah hujan," jelas dia.
 

Baca juga: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta Akhir Bulan Ini

Sementara itu, Ketua Subkelompok Logistik dan Peralatan sekaligus juru bicara OMC Jakarta tahun 2025 Michael Sitanggang menyebut pelaksanaan operasi hari kelima berlangsung sebanyak tiga sorti. 

"Misi hari ini berhasil dilakukan sebanyak tiga sorti menggunakan 2,4 ton bahan semai higroskopis dengan durasi jam terbang sebanyak tiga titik lokasi penyemaian sorti 1 di area Barat Daya Bogor dan Lebak, sorti 2 di area Barat Laut, Kota Cilegon, Serang, Perairan Selat Sunda, serta pada sorti 3 di area Barat Daya Pandeglang banten,Kab. Lebak, Perairan selat sunda," terang Michael.

OMC Jakarta tahap 3 yang dimulai sejak 11 Maret telah berlangsung sebanyak 12 sorti menggunakan bahan semai 9,6 ton dengan total jam terbang sebanyak 25 jam 50 menit. Michael mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan dampak dari cuaca ekstrem, seperti genangan air dan potensi banjir di beberapa titik rawan. 

"Kami terus memantau perkembangan informasi dari BMKG guna memastikan keselamatan dan kenyamanan masyarakat," kata Michael.