Dolar AS dan Euro. Foto: Xinhua/Zheng Huansong.
Husen Miftahudin • 6 March 2025 09:16
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sebagian besar mata uang, terbebani oleh prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Hal ini didorong oleh kekhawatiran tentang dampak tarif terhadap inflasi dan ekonomi.
Investor sekarang mulai memperhitungkan potensi kontraksi AS secara langsung, dengan pedagang di pasar prediksi Kalshi saat ini menyiratkan peluang 42 persen terjadinya resesi ekonomi AS tahun ini.
Mengutip data Yahoo Finance, Kamis, 6 Maret 2025, indeks dolar, dengan euro sebagai komponen terbesarnya, turun 1,2 persen menjadi 104,29 dan mencapai titik terendah sejak 8 November.
Sementara, euro naik ke level tertinggi empat bulan terhadap dolar AS, karena prospek pertumbuhan Eropa membaik setelah Jerman mengusulkan dana infrastruktur senilai 500 miliar euro (sekitar USD531 miliar), yang berpotensi mengimbangi ketegangan perdagangan global.
Euro naik empat persen minggu ini, menuju minggu terbaiknya sejak November 2022, naik lagi setelah pengumuman Selasa malam dari partai-partai yang berharap untuk membentuk pemerintahan Jerman berikutnya dari dana baru yang direncanakan dan perombakan aturan pinjaman.
Euro naik ke level tertinggi sejak 8 November terhadap dolar dan terakhir naik 1,5 persen pada USD1,0791, menuju kenaikan harian terbaiknya sejak November 2023. Euro juga menguat terhadap mata uang lain, termasuk pound Inggris, yen Jepang, dan franc Swiss.
Imbal hasil obligasi Jerman melonjak karena investor mencerna pinjaman tambahan yang diharapkan untuk mendukung perombakan utang, dengan imbal hasil 30 tahun melonjak sebanyak 25 basis poin pada satu titik. Imbal hasil jangka pendek juga naik, mendorong euro terhadap dolar.
Selain itu, ECB diperkirakan akan memangkas suku bunga pada Kamis, dengan lebih banyak lagi yang akan menyusul karena mencoba menopang pertumbuhan ekonomi yang lemah.
Jika stimulus fiskal oleh ekonomi terbesar Eropa mendukung pertumbuhan, itu akan mengurangi tekanan pada ECB untuk memangkas suku bunga lebih agresif dan merupakan 'kejutan positif' bagi euro.
Mata uang Eropa lainnya juga menguat terhadap dolar, dengan pound sterling naik ke puncak empat bulan di USD1,2899 dan terakhir diperdagangkan naik 0,8 persen pada USD1,2897. Terhadap franc Swiss, dolar naik 0,2 persen pada 0,8903 franc.
Baca juga: Rupiah Naik 135,5 Poin ke Rp16.312 per USD |