ARTSUBS 2025 Hadirkan Kekayaan Seni Rupa Kontemporer dengan Media Baru

ARTSUBS 2025 hadir dengan pendekatan yang menggabungkan atmosfer artists fair yang dinamis dengan kedalaman konsep ala biennale (Foto:Dok)

ARTSUBS 2025 Hadirkan Kekayaan Seni Rupa Kontemporer dengan Media Baru

Rosa Anggreati • 4 August 2025 12:21

Surabaya: Sebagaimana edisi pertama tahun lalu, ARTSUBS edisi kedua pada 2025 ini hadir dengan pendekatan yang menggabungkan atmosfer artists fair yang dinamis dengan kedalaman konsep ala biennale. 

Format ini membuka ruang yang lentur bagi praktik seni rupa kontemporer yang terus bergerak dan bereksperimen, yang kali ini ditunjukkan oleh karya lebih dari 120 seniman, baik yang berusia muda maupun yang telah bereputasi nasional maupun internasional. 

ARTSUBS 2025 dibuka pada 2 Agustus hingga 7 September 2025, berlangsung di Balai Pemuda Surabaya, Jawa Timur. Acara ini dikuratori oleh Nirwan Dewanto dan Asmudjo J. Irianto yang juga mengemban peran sebagai direktur artistik, di bawah kepemimpinan Rambat sebagai Direktur Utama.

Material Ways, atau Jalan Ragam Materi, merupakan tema yang berupaya menghadirkan seniman menggunakan bahan dan medium sebagai bahasa, bukan hanya sebagai alat. Materialitas yang membentuk karya seni tersebut menjadi tanda bagi pergulatan seniman dengan zaman dan lingkungannya.
 

Baca juga: 

Gelar Batik Nusantara 2025: Merayakan Warisan, Menghidupkan Batik pada Gaya Hidup Masa Kini


Dengan tema ini, ARTSUBS 2025 hendak menyajikan kekayaan seni rupa kontemporer Indonesia. Tak lagi dibatasi oleh lukisan dan patung, sejak pertengahan 1970-an di Indonesia, seni rupa mulai menjelajahi berbagai ruang kehidupan, menjadi semacam “anti-estetika.” Makna dan praktek seni rupa meluas dan mencair, bersaing dengan kebudayaan populer, bukan lagi terkurung oleh lingkaran borjuis.

Material Ways adalah juga sikap terhadap dunia pasca-industri, yaitu tentang bagaimana kita melihat dan memperlakukan kelimpahan materi dengan seni. 

Keragaman material dan medium yang digunakan para seniman menciptakan makna baru di tengah keseharian. Plastik, gelas, aneka bahan sintetik, hingga limbah dan video, bahkan kinerja AI, semuanya masuk ke dalam seni rupa kontemporer. Dunia virtual dan dunia nyata saling memasuki, melahirkan bentuk-bentuk baru yang “mengganggu” realitas.
 
Baca juga: 

Gemerlap Malam Final Abang None Jakarta Selatan 2025: Perayaan Budaya dan Prestasi Generasi Muda


Di tengah banjir produksi materi di berbagai sektor kehidupan, seni rupa kontemporer menyediakan ruang-ruang refleksi atas berbagai masalah yang ditimbulkan oleh super-konsumerisme. Dengan demikian, Material Ways sangat sepadan dengan situasi Surabaya, yakni kota kedua terbesar di Indonesia, yang bergerak laju dengan industrialisasi lanjutan, percepatan ekonomi dan konsumsi, dan segenap dampaknya.

Material Ways juga menunjukkan bahwa seni rupa kontemporer adalah perayaan akan keberagaman. Leburnya “seni rupa atas” dan “seni rupa bawah” mengganggu ragam seni rupa konvensional seperti seni lukis. Dengan begitu, seni lukis justru menjadi lebih hidup dan terbarukan. Ia tetap menjadi medium yang penting bagi kita, karena sigap menyerap banyak gaya dan narasi di tengah luapan produk dan limbah industri.

ARTSUBS 2025 juga menghadirkan media baru seperti video dan teknologi augmented reality, menciptakan percakapan antara bentuk-bentuk konvensional dan yang berbasis teknologi. 

Di tengah dunia yang serba-digital, muncul kerinduan terhadap sesuatu yang nyata dan buatan tangan. Sentuhan manusia, tangibility, menjadi penting, karena ia membawa emosi, ketidaksempurnaan, dan keaslian yang tidak bisa digantikan mesin dan algoritma.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Rosa Anggreati)